Selasa 26 Aug 2014 14:30 WIB

Jusuf Kalla, Wakil Presiden Terpilih: Kelangkaan BBM Akibat Besarnya Subsidi

Red:

Kelangkaan BBM terjadi, bagaimana solusinya?

Kelangkaan itu merupakan sebuah risiko dari alokasi subsidi yang konsumtif, akibatnya masyarakat cenderung boros menggunakannya. Ke depan, subsidi harus dialihkan ke suatu hal yang produktif, seperti pendidikan, kesehatan, pembangunan infrastruktur, dan pertanian.

Masalah adanya kenaikan harga, itu adalah efeknya. Kalau tidak seperti itu, diperkirakan kuota BBM sekarang hanya cukup sampai November, lalu bagaimana dua bulan ke depannya. Masak harus utang lagi, makin salah nanti pemerintah kalau utang melebihi tiga persen pagu, melanggar UU.

Jadi, saat nanti menjabat akan langsung menaikkan harga BBM?

Tergantung pemerintah yang sekarang. Apakah segera mengambil kebijakan untuk menaikkan harga BBM atau tidak. Kami tidak mau, nanti pada bulan November, bensin tidak dijual. Makanya, harus ada yang ambil sikap naikkan harga.

Protes masyarakat atas kebijakan tak populis?

Pencitraan itu sebelum pemilu, setelah pemilu kerja keras. Selain itu, protes atas kenaikan BBM hanya terjadi dulu, sekarang saya tidak pernah melihat masyarakat menolak kenaikan harga tersebut. Lebih suka mana, ada BBM dengan tarif agak mahal, atau tidak ada BBM meski harganya murah. Kalaupun ada, akibatnya nanti negara bisa bangkrut.

Publik pilih mana, ada BBM harga murah, tapi tidak bisa bangun infrastruktur, biaya pendidikan mahal, ongkos rumah sakit tinggi, jalan banyak rusak. Ledakan itu akan terjadi nanti. Saya tidak bisa kasih saran ke pemerintahan sekarang, hanya jangan sampai ada kelangkaan fatal.

Rencana Anda ini, banyak mendapat sorotan dari parlemen?

DPR tak punya kewenangan tentukan harga satuan. Mereka tak pernah bicara soal satuan, hanya besaran. Apalagi, DPR tak membahas lagi satuan tiga. Ini menjadi domain pemerintah. rep:andi mohammad ikhbal ed: andri saubani

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement