PDIP maanfaatkan celah kosong KMP.
JAKARTA - Jelang pelantikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), bursa pimpinan anggota dewan menghangat. Pertarungan terjadi antarkubu Koalisi Merah Putih (KMP) dan partai pendukung pemerintahan ke depan yang dipimpin Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Secara hitung-hitungan, KMP yang terdiri atas Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Gerindra, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah meraih suara mayoritas, yakni 291 kursi dari 560 total anggota DPR. Jumlah itu belum termasuk Partai Demokrat (61 kursi) yang ditawarkan KMP untuk mendapat salah satu kursi pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Foto:Tahta Aidilla/Republika
Ketua KPU Husni Kamil Manik (kiri) sedang mengecek kesiapan pada gladi bersih pelantikan anggota DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (30/9).
Sebaliknya, koalisi pendukung pemerintah yakni PDIP, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasdem, dan Partai Hanura hanya memperoleh 208 kursi. Namun, mereka terancam tak bisa mengajukan calon karena berdasarkan UU MPR, DPR, DPD, DPRD (UU MD3), kandidat pimpinan DPR didukung dari lima fraksi. Sementara, mereka baru memperoleh empat.
Juru Bicara Koalisi Merah Putih Tantowi Yahya mengatakan, posisi ketua DPR dalam koalisi mereka akan diserahkan ke Partai Golkar. "Sudah terjadi kesepakatan di Koalisi Merah Putih, Golkar yang akan jadi pimpinan dewan," kata Tantowi yang juga politikus Partai Golkar, Selasa (30/9).
Ada tiga kandidat calon ketua DPR yang disiapkan Partai Golkar. Di antaranya yakni Setya Novanto yang sebelumnya menjabat ketua fraksi di DPR, Fadel Muhammad (wakil ketua umum), dan Ade Kommarudin (sekretaris fraksi). "Rapat pleno belum mencapai mufakat. Rapat pleno kembalikan ke Pak Abu Rizal Bakrie," ujar Tantowi.
Golkar, kata dia, juga ingin meraih posisi di pimpinan MPR. Tiga kader disiapkan untuk menjadi wakil ketua MPR, di antaranya Agun Gunandjar, Ade Kommarudin, Erlanggga Hartanto, dan Mahyudin. Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad mengatakan, Partai Demokrat berpeluang besar mengisi posisi ketua MPR. Menurut Fadel, Ketua Fraksi Demokrat Nurhayati Ali Assegaf yang paling berpotensi mengisi posisi tersebut. "Betul, Bu Nurhayati yang paling banyak disebut," kata Fadel.
Fadel mengatakan, nama lain yang juga disebut akan mengisi posisi Ketua MPR adalah Ketua Harian Partai Demokrat Syarifuddin Hasan. Fadel mengatakan, kepastian Demokrat menjadi ketua MPR akan diputuskan dalam rapat bersama antara Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Koalisi Merah Putih.
Juru Bicara DPP Partai Demokrat Ruhut Poltak Sitompul mengklaim Demokrat mendapat tawaran mengisi posisi ketua MPR. Tawaran itu menurutnya datang dari kubu KMP maupun partai pengusung Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). "Kedua kubu itu menawarkan."
PDIP masih optimistis bisa mendapatkan kursi ketua DPR RI periode 2014-2019. Mereka menilai, koalisi permanen partai pengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di parlemen bukan hambatan. "Yang namanya politik itu dinamis. Tidak pernah stagnan," kata politikus PDIP Pramono Anung.
Pramono mengatakan, PDIP terus membangun komunikasi politik dengan partai pendukung pemerintahan ke depan. Dalam waktu dekat, komunikasi juga akan melibatkan partai di Koalisi Merah Putih.PDIP melihat ada beberapa celah kosong di KMP yang bisa dimanfaatkan. Celah pertama yakni proses suksesi di PPP yang belum tuntas. Pramono percaya, apabila suksesi di PPP tuntas, PPP akan berada dalam satu paket dengan PDIP untuk mengajukan calon pimpinan DPR. Celah kedua adalah sikap politik Partai Demokrat yang tetap ingin netral.
"Pernyataan menjadi penyeimbang kan bisa ke kanan bisa ke kiri," kata Pramono.Di sisi lain, PDIP sebagai partai pemerintah merasa memiliki posisi tawar yang lebih tinggi daripada KMP. rep:muhammad akbar wijaya/c87 ed: teguh firmansyah