Selasa 07 Oct 2014 16:00 WIB

Agus DW Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia: Terjadi Pelemahan Nilai Tukar di Regional

Red:

Rupiah melemah hingga menyentuh Rp 12.212 per dolar AS. Apa penyebab hal tersebut?

Nilai tukar ada depresiasi khususnya di dua minggu terakhir sebelum akhir kuartal III-2014. Secara month to month 1,57 persen, secara year to date ada 0,12 persen. Depresiasi karena market melihat kondisi tingkat bunga yang akan meningkat di AS. Jadi, ada faktor eksternal dan juga domestik. Kita dapat memahami karena melemahnya rupiah itu karena menguatnya dolar AS dan berakibat nilai tukar di negara-negara regional itu terjadi pelemahan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Antisipasi dari BI dalam menghadapi the Fed dan kondisi global yang tidak menentu?

Perkembangan di global, khususnya kemungkinan kenaikan normalisasi kebijakan the Fed, akan berjalan efektif dan kebijakan Fed Funds Rate itu nyata dan mungkin bisa lebih awal dari yang diindikasikan semula. Untuk Indonesia, tentu yang paling utama memberikan perhatian kepada upaya meningkatkan memperbaiki stuktural ekonomi Indonesia, fundamental ekonomi Indonesia yang terus kita tingkatkan adalah untuk menjaga inflasi agar tetap berada di kisaran di target inflasi yang sudah dicanangkan.

Upaya secara teratur memperbaiki transaksi berjalan kita yang selama beberapa saat ini defisit, namun kita melihat perkembangan di tahun 2014 ini ada perbaikan lebih baik dari yang kita perkirakan. Jadi, upaya untuk memperbaiki transaksi berjalan perlu terus diupayakan. Lainnya, tentu kita senantiasa menjaga kesehatan fiskal karena kita juga menghadapi defisit fiskal yang perlu dikelola dengan baik dan seksama. Lalu, faktor eksternal dalam arti utang luar negeri. Keempat hal ini sudah kita kaji dan kita akan respons agar dapat menunjukkan kondisi yang membaik sehingga dapat memperkuat kondisi perekonomian Indonesia.

Apakah BI melakukan intervensi terhadap rupiah?

Secara umum, kita melakukan upaya untuk berkoordinasi dengan lebih baik. Kita meyakini tantangan 2013 bisa diatasi dengan koordinasi dengan lebih baik. Kita juga bisa menghadapi akhir tahun 2014 dan menghadapi 2015. BI berkoordinasi dengan OJK, LPS, dan Kementerian Keuangan. BI akan siap untuk berpartisipasi dengan bauran kebijakan dengan lembaga-lembaga lain untuk berkoordinasi. BI akan mengeluarkan bauran kebijakan dalam bidang moneter, bidang makroprudensial, dan juga kebijakan untuk berkomunikasi dengan baik. BI akan selalu siap di pasar dan tidak pernah meninggalkan pasar, dan apabila kami perlu melakukan bentuk-bentuk intervensi, maka kami akan melakukan intervensi secara terukur. rep:satya festiani ed: eh ismail

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement