Selasa 16 Dec 2014 11:00 WIB

Al-Chaidar, Pengamat Terorisme: Muslim di Australia Bisa Didiskriminasi

Red:

Berdasarkan pengamatan Anda, apakah aksi terorisme di Australia ini benar-benar didalangi oleh ISIS?

Terkait ini kita harus lihat dulu kondisi di sana. Benar atau tidaknya kita harus konfirmasi. Menurut saya, kemungkinan ini memang dilatarbelakangi ISIS sangat besar. Karena banyak orang Australia yang sudah berangkat ke Suriah. Banyak pula di antara mereka yang menjadi simpatisan ISIS.

Bagaimana pengaruh terorisme Australia terhadap komunitas Muslim di sana?

Jelas ini akan berpengaruh sangat besar. Muslim di sana bisa didiskriminasi seperti apa yang terjadi di Eropa. Namun, Muslim Australia pun menganggap bahwa apa yang telah dilakukan ISIS sangat mencoreng nama Islam. Terutama dengan kasus penyanderaan. Ini jelas tidak baik dan akan berdampak buruk bagi kaum Muslim.

Bagaimana pengaruhnya terhadap Indonesia?

Tentunya Australia akan lebih berhati-hati terhadap orang Indonesia. Karena Muslim Indonesia dianggap lebih berani dan radikal daripada Muslim Australia. Namun, dari segi hubungan diplomasi, saya rasa tidak akan berpengaruh. Sebab, Jokowi (Presiden Joko Widodo) dan Australia keduanya sama-sama sekuler. Malah mereka mungkin akan bekerja sama untuk memberantas terorisme.

Apa yang harus dilakukan Pemerintah Indonesia dan Australia terkait masalah terorisme ini?

Pemerintah harus membuat program antiteroris yang lebih serius. Maksud saya yang lebih serius adalah program moderasi di mana Pemerintah Indonesia dan Australia harus membuka ruang diskusi berwacanakan Islam sebesar-besarnya. Agar masyarakat bisa mengetahui seperti apakah Islam yang sebenarnya.

Bahkan masyarakat Muslim harus diberi kesempatan berbicara dan mengeluarkan aspirasinya yang cukup untuk terbuka agar mereka tidak merasa didiskriminasi. Jika umat Islam merasa terdiskriminasi, dikhawatirkan mereka malah akan melakukan tindakan kekerasan seperti terorisme.

Apakah ada peluang kekerasan yang akan dilakukan umat Islam?

Tentu saja ada. Peluangnya pun besar. Karena, setelah melihat ISIS, mereka akan terinspirasi untuk mendukung gerakan tersebut. Bahkan, beberapa kalangan yang sudah menanti-nanti khilafah bisa ikut bergabung dengan ISIS. Ya kita tahu bahwa Islam sudah lama terpuruk dan tidak memiliki khalifah dan inilah yang dinanti-nanti oleh beberapa kalangan untuk mulai bergerak. Sama persis dengan apa yang dilakukan ISIS. Terutama bagi orang-orang yang baru masuk Islam, pasti mereka akan semangat dan termotivasi untuk membela ISIS. n c97 ed: andri saubani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement