Jumat 06 Feb 2015 14:00 WIB

Royani, Manajer Unit Pasar Senen Blok III dan Blok VI: Konsumennya Ada, Pembelinya Kelas Menengah

Red:

Ada aturan Kementerian Perdagangan terkait larangan pakaian bekas impor, bagaimana tanggapan Anda?

Tanggapan kami, dari dulu itu kan pedagang pakaian second di Pasar Senen sudah ada. Mungkin sudah di atas sepuluh tahun. Lalu, kalau tidak salah waktu menteri Rini Suwandi, kalau tidak salah, pernah ditutup keran impor.

Faktanya tetap ada. Pedagang kalau tidak ada impor tidak bisa berdagang. Kita sudah mengimbau. Tapi, faktanya tetap ada, meski keran impor ditutup. Sekarang timbul lagi larangan itu karena disinyalir ada bakteri sekian ratus macam.

Pertanyaannya, apakah sudah diteliti di laboratorium yang benar? Sampai sekarang, konsumennya masih ada, pembelinya juga kelas menengah. Karena, pakaiannya memang banyak yang branded. Kami sebagai pengelola juga bingung karena itu haknya pedagang dan mereka sudah lama berdagang.

Artinya, kebijakan pelarangan itu bisa sia-sia?

Buktinya, dulu tetap ada. Kita tidak tahu masuknya dari Surabaya atau dari mana. Kalau dilarang lewat kebijakan pemerintah, seharusnya ada yang berhak melarang masuk. Entah di pelabuhan mana atau bandara mana. Kami bukan ranahnya melarangnya.

Mengenai adanya bakteri pada pakaian bekas, bagaimana?

Saya dengar. Karena itu, saya pertanyakan dasar apa yang menyatakan rekomendasi itu? Faktanya harus faktual juga kan. Pedagang sudah berdagang belasan tahun dan tidak ada pembeli yang complain, seperti "Saya beli baju second dari Anda, kulitnya gatal-gatal" atau "Saya jadi sakit-sakitan". Enggak ada itu. Harus dibuktikan dulu.

Kalau kebijakan juga harus ada yang mengatur. Mungkin nanti kami akan mengarahkan para pedagang untuk berdagang pakaian biasa (baru).

Menurut Anda, apakah jumlah pedagang pakaian bekas bertambah?

Kalau orang-orangnya itu-itu saja. Tapi, membuat lagi di lokasi lain, ada. Di Pasar Baru ada,  ngambil (barangnya) dari sini. Jatinegara atau pinggiran Jakarta. Tapi, ngambilnya dari Pasar Senen.

Soal tuduhan tertular HIV harus dibuktikan dulu. Pedagang juga banyak yang bilang ke saya, "Kok seolah kami jadi dipojokkan. Kami dagang kan karena pangsa pasar. Kalau enggak ada, kami berdagang yang lain". Saya enggak bisa menjawab.  mg04 ed: Ferry Kisihandi

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement