Senin 13 Apr 2015 13:00 WIB

Nizam, Kepala Pusat Peneliti Pendidikan Balitbang Kemendikbud: Jika tidak Saat Ini, Kapan Lagi?

Red:

Apakah menurut Anda UN CBT lebih efektif dari ujian berbasis kertas (PBT)?

Ujian nasional CBT akan lebih efektif dibandingkan dengan pelaksanaan UN paper based test mengingat UN CBT tidak mencetak dan mengirim soal dan jumlah pengawas pun bisa lebih sedikit dibanding pelaksanaan UN PBT. Bahkan, satu kelas bisa digunakan oleh banyak siswa. Pasalnya, pelaksanaan UN CBT sebanyak tiga shift dan selama lima hari, karena satu hari satu mata pelajaran. Jadi, meskipun harinya lebih panjang, biaya pengawasan lebih murah atau sama.

Selain itu, dengan menggunakan UN CBT, para siswa jadi memiliki lebih banyak waktu untuk berkonsentrasi mengerjakan ujian. Sedangkan, dalam UN PBT, sebagian waktu digunakan untuk mengisi biodata terlebih dahulu dan mengisi jawaban dengan cara membulatkan kertas jawaban. Hal itu karena, pada sistem UN CBT, biodata masing-masing peserta ujian sudah tersimpan.

Ditambah dengan kecilnya kemungkinan akan adanya kebocoran soal dan kerja sama di antara siswa. Karena, masing-masing siswa memiliki soal yang berbeda tetapi bobot soalnya tetap sama. Bahkan, melalui sistem UN CBT, pihak luar tidak bisa memanipulasi ataupun mengacaukan pelaksanaan ujian. Sistem juga dirancang untuk menghentikan waktu pengerjaan apabila terjadi kesalahan sistem saat ujian berlangsung.

Bagaimana tanggapan Anda bahwa pelaksanaan CBT belum merata?

Sekolah yang ikut serta UN CBT bukan dipilih, tetapi sekolah yang mengajukan dirinya mengingat pelaksanaan UN CBT bukan sebuah kewajiban. Jadi, sekolah berhak mengajukan diri, kemudian akan diverifikasi oleh tim pusat. Verifikasi itu dilakukan untuk memastikan kelengkapan fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan UN CBT. Dan, sekolah-sekolah yang ikut serta UN CBT tahun inilah yang lulus verifikasi tim.

Berapa anggaran tambahan pelaksanaan UN CBT?

UN CBT yang pertama kali dilakukan pada tahun pertama ini sama sekali tidak mengeluarkan anggaran tambahan, baik dari pemerintah maupun sekolah, karena UN CBT bukanlah program untuk pengadaan komputer, tetapi menuju perubahan generasi ujian yang lebih baik. Karena, sudah waktunya Indonesia melaksanaan UN CBT. Jika tidak saat ini, kapan lagi? Dan, jika tertunda terus, maka perubahan pun akan tertunda juga.

Bagaimana jika terjadi kendala teknis dalam pelaksanaan CBT?

Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti server atau jaringan di sekolah tersambar petir, sekolah dapat langsung menghubungi pusat dan segera diputuskan langkah selanjutnya, apakah UN CBT dilanjutkan atau pindah ke PBT.

Apabila, diputuskan untuk melanjutkan PBT, maka soal bisa langsung dikirimkan ke sekolah tersebut untuk melakukan PBT. Meski begitu, bobot soal UN tetap sama. Oleh Hilyatun Nishlah ed: Fitriyan Zamzami

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement