Senin 07 Sep 2015 12:00 WIB

Bambang Hendroyono, Sekjen Kementerian LH dan Kehutanan: Asap Diselesaikan Segera

Red:

Langkah apa yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi asap hasil kebakaran lahan dan hutan?

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, panglima TNI, dan kapolri bersama para gubernur yang wilayahnya terkena dampak asap sepakat penyelesaian asap ini diselesaikan secepat mungkin.

Langkah penanggulangannya seperti apa?

Karena saat ini masih musim kemarau, jadi kita gunakan teknologi modifikasi cuaca. Di setiap kabupaten diprioritaskan untuk pemadaman lewat udara dengan menggunakan water bombing di lokasi hot spot. Sementara, posko memantau beberapa titik prioritas yang nantinya bisa dilakukan pemadaman darat dan udara. Posko juga memantau titik-titik rawan api dan asap dan sosialisasi ke masyarakat. Lalu mengoordinasikan bantuan dari masyarakat peduli api yang akan turut bahu-membahu mengatasi darurat asap ini secepat mungkin.

Nantinya penanganan, baik dari darat maupun udara di setiap kabupaten, hasilnya akan langsung diserahkan dan dilaporkan ke gubernur. Poskos ini efektif 24 jam serta langsung dikomunikasikan di media center sehingga masyarakat dapat memantau langsung operasi pemadaman lahan. BPBD, gubernur, yang hadir dalam rapat sepakat untuk penanggulangan darurat asap ini sama dengan penanganan dari BNPB sehingga tidak ada lagi miss di lapangan.

Kita sudah mendapat izin penerbangan pesawat untuk water bombing yang diberikan oleh Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Ada sekitar 20 pesawat, mulai dari milik instansi perusahaan hingga posko pemadam. Semua pesawat standby untuk menuju daerah rawan asap. Pesawat yang kita gunakan ada CN, Cassa, dan beberapa helikopter.

Apa saja terobosan yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan?

BNPB dari Riau, misalnya, membangun sekat kanal. Terbukti dengan adanya sekat kanal jadi tidak ada lagi hot spot. Bahkan dari Riau terus mempersiapkan dana. Untuk tidak terjadi pengulangan, kita dengan adanya satgas nasional dan sistem terpadu serta komando di wilayah masing-masing akan fokus ke lokasi sumber api.

Kita yakin kerja sama yang baik, dengan kondisi terjadi tiap tahun, pengerahan yang cepat dan tepat, maka tidak akan terjadi lagi ke depannya. Kita juga akan mengelompokkan wilayah-wilayah yang termasuk rawan.  c20 ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement