Masa tanam mundur satu bulan, bagaimana kondisi pasokan pada 2016?
Pasokan beras di Bulog ada 1,2 juta ton. Kita juga sudah melakukan operasi pasar agar harga beras turun, pasokan aman. Lagi pula, tiga pekan lagi akan ada panen raya sejuta hektare.
Ada rencana impor beras lagi pada akhir Januari, apakah ini mengindikasikan pasokan beras kurang?
Janganlah melulu tanya impor. Kita fokus pada percepatan tanam. Lagi pula, apakah sudah ada beras impor yang beredar di pasar? Apakah sudah ada yang makan beras impor? Tidak ada. Kalau dalam permainan sepak bola, beras impor hanya berguna sebagai cadangan. Kalau pemain intinya kuat, cadangan tidak perlu bermain.
Apakah masa tanam yang mundur mengganggu produksi, terlebih sekarang musim hujan?
Justru, meski terlambat tanam, ini malah mengundang sejumlah keuntungan. Kita melakukan percepatan tanam di kondisi tanah yang relatif kering meski hujan. Di kondisi tersebut, hama pasti tidak di atas dua sampai lima persen. Biasanya satu persen.
Produksi bagus karena fotosintesis penuh 100 persen. Loses di lapangan kurang, mudah panen. Kondisi ini didukung infrastrukur kita berupa jaringan irigasi yang sudah direhab seluas 2,6 juta. Infrastruktur ini akan dioptimalkan pada 2016.
Alat pertanian telah kita bagi 80 ribu unit, pada 2016 kita akan tambah lagi 100 unit.
Salah satu kriteria pasokan tersedia atau kurang adalah harga. Jika tinggi, berarti langka. Sementara, saat ini harga beras tinggi, bagaimana tanggapan Anda?
Harus dipahami, ada instrumen lain penentu harga tinggi atau rendah. Pasokan beras yang berlimpah di sentra produksi bisa jadi terkendala distribusinya. Harga beras mahal di pasar, belum tentu petani menikmatinya.
Lagi pula, saat ini keberadaan beras didominasi beras berkualitas baik, makanya harga mahal. Maka dari itu, distribusi juga kita kawal. Kita mendampingi Bulog operasi pasar. Beras siap disalurkan agar harga beras medium bisa turun Rp 8.300 per kilogram.
Semua harus sama-sama bekerja mengawal pangan. Termasuk, pedagang juga harus bantu.n ed: ferry kisihandi