Senin 09 May 2016 13:00 WIB

Taufan Rahmadi, Anggota Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Kemenpar: Pemerintah Optimistis Wisata Kian Maju

Red:

Pariwisata menjadi salah satu sektor prioritas yang dikembangkan pemerintah, bagaimana meningkatkan kualitas sektor ini?

Tim percepatan yang baru tiga bulan bekerja ini, melakukan hal-hal untuk mendukung percepatan yang disebut dengan 3A, yakni atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Karena itu, setiap daerah yang menjadi 10 destinasi wisata unggulan, punya target khusus soal 3A ini.

Atraksi misalnya, setiap daerah harus bisa membuat acara yang merupakan ikon.

Aksesibilitas terkait sarana dan prasarana, bagaimana dukungan fiskalnya?

Saya tidak bisa berbicara jauh mengenai dukungan fiscal, karena bukan kapasitas saya. Namun intinya, aksesibilitas itu memang berkaitan dengan pengembangan bandara hingga pelabuhan. Di Wakatobi misalnya, baru saja diresmikan sebuah bandara.

Laporan Travel and Tourism Competitiveness Index dari World Economic Forum tahun 2015 menyebutkan, kelemahan pariwisata kita di antaranya adalah kebersihan dan keamanan, bagaimana mengatasinya?

Tentunya, kita selalu mengawal agar ada percepatan, tetapi ini juga membutuhkan kesadaran kolektif, termasuk dari masyarakat di daerah pariwista.  Semua masyarakat harus paham bahwa pariwisata bukan hanya berbicara mengenai bisnis, tapi juga pelayanan yang baik.

Karena itu, pariwisata di daerah sangat berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia. Kami tentu juga meningkatkan kualitas SDM. Misalnya, bagaimana kita menghadirkan pemandu wisata profesional, atau pedagang asongan yang tidak mengganggu wisatawan.

Soal kebersihan, kita perlu menggerakkan semua komponen masyarakat. Anak-anak muda harus sadar untuk melihat bahwa permasalahan sampah di tempat wisata merupakan aib.

Sejauh mana keyakinan pemerintah terhadap kemajuan pariwisata?

Kalau saya melihat, optimisme itu ada karena tren kunjungan yang terus meningkat. Pak Menteri Pariwisata sering menegaskan, pada 2019, di mana harga minyak dan gas serta komoditas akan terus turun, memberikan peluang pariwista jadi penyumbang besar perekonomian.

Saat libur panjang kemarin, masyarakat berbondong-bondong ke tempat wisata, apakah ini indikator wisata Indonesia kian maju?

Saya melihat, yang dilakukan Menpar dengan strategi percepatan bisa menginspirasi bukan hanya internal pemerintahan, tapi juga masyarakat. Ini menghadirkan persepsi yang sama, pariwista bukan tanggung jawab Kemenpar saja, tetapi juga masyarakat.

Karena sudah menjadi semangat bersama, euphoria juga kian meningkat. Berwisata itu bukan lagi kebutuhan sekunder, tetapi kebutuhan primer dan gaya hidup. Ini yang berdampak pada setiap long weekend, masyarakat menghabiskan waktu untuk berlibur.

Tapi, berwisata juga bukan hanya untuk memenuhi hasrat berlibur, namun juga untuk eksistensi. Kita berlibur ke suatu tempat, lalu mem-posting foto-foto ke media sosial.   Oleh Satria Kartika Yudha, ed: Ferry Kisihandi

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement