Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Bagaimana pola pengaturan dan pengendalian harga pangan menjelang Ramadhan?
Sebelum masuk ke masing-masing komoditas, saya akan laporkan satu buah observasi. Pertama, tentunya kami, pemerintah, mengajak para pelaku usaha bersinergi dengan pemerintah, bekerja sama untuk menjaga harga yang wajar sesuai target.
Dan tentunya, menghindari spekulasi berlebihan yang bisa merugikan masyarakat. Kami harapkan partisipasi pelaku usaha, seperti biasanya setiap tahun akan diadakan pasar murah dan operasi pasar (OP) di berbagai daerah. Ini akan efektif.
Dari hasil inventarisasi Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian BUMN, penilaian kami, pasokan bahan pangan pokok mencukupi. Makanya distribusi harus dibenahi.
Adakah target waktu kapan harga-harga pangan akan stabil?
Target waktu, saya lihat sekarang sudah mulai terlihat tren harga stabil dan cenderung turun. Tidak bisa juga harga mendadak turun karena berarti pasar tidak sehat. Hemat saya, terjaminnya pasokan dan pembenahan distribusi akan memulihkan kondisi pasar dan harga akan stabil secara natural.
Bagaimana pengendalian harga bawang merah?
Jadi, pemerintah sudah melakukan koordinasi internal, satu sisi pemerintah punya komitmen menyejahterakan petani. Di lain sisi, pemerintah ingin menjaga harga di konsumen wajar.
Untuk menjaga kedua aspek ini, pemerintah berlakukan harga pembelian minimum kepada petani. Pembelian dilakukan BUMN pelaksana yang ditugaskan, dalam hal ini Bulog. Jadi, petani tidak usah khawatir, berapa pun yang diimpor.
Bagaimana dengan komoditas pangan lainnya?
Kita juga membahas perlakuan untuk beras medium, gula pasir, dan daging sapi. Pemerintah menargetkan harga di tingkat petani Rp 7.300 per kilogram (kg), sementara di tingkat konsumen Rp 9.500 per kg. Instrumen pemerintah adalah OP melalui Bulog.
Nanti digelontorkan 390 ribu ton mulai 1 Juni hingga 6 Juli 2016. Sebanyak 170 ribu ton menggunakan cadangan beras pemerintah dengan harga OP Bulog dan 220 ribu ton menggunakan mekanisme komersial Bulog dengan harga Rp 8.500 per kg.
Pantauan BPS dan Kemendag menunjukkan, harga beras masih tinggi. Di tingkat petani tebu, ditentukan HPP Rp 9.100 per kg. Sementara, target harga di konsumen Rp 12.500 per kg.
Jadi, pemerintah berupaya supaya gula dari hasil musim giling 2016 bisa didistribusikan di tingkat konsumen dan menambah stok yang ada kepada produsen gula. Pemerintah juga menambah pasokan melalui PT Perusahaan Perdagangan Indonesia sebanyak 150 ribu ton lewat OP.
Saat ini sudah mencapai 99 ribu ton yang tersalur ke pasar. Pemerintah menugaskan PTPN dan RNI mengimpor gula mentah 381 ribu ton untuk diolah jadi gula konsumsi. Mekanisme OP akan terus dilakukan dengan kisaran harga Rp 11.500-Rp 12 ribu per kg di lokasi yang harganya tinggi.
Bagaimana perkembangan impor daging sapi?
Sesuai arahan presiden, target pemerintah menurunkan harga sampai Rp 80 ribu per kg untuk daging sapi. Strateginya, pemerintah akan melakukan penambahan pasok daging dengan importasi daging sapi.
Saat ini, dari sisi pengadaan dan pemesanan, sudah terkumpul sebanyak 27.400 ton dari berbagai negara, bukan hanya Australia. Pemerintah lakukan penugasan Bulog 10 ribu ton, PT Berdikari 5.000, dan kerja sama dengan PT Darmajaya yang merupakan BUMD Pemda DKI sebanyak 500 ton. Sekarang sudah terealisasi 225 ton.
Masih ada impor dari swasta yang kami perkirakan akan menambah lagi sekitar 20 ribu ton. Oleh Sonia Fitri ed: Ferry Kisihandi