Apa pandangan Anda tentang rencana rasionalisasi satu juta Pegawai Negeri Sipil (PNS)?
Sebenarnya, masalah yang dihadapi PNS bukan pensiunnnya, tapi kesejahteraannya. Kesejahateraan ini yang sebenarnya harus ditekankan pemerintah.
Mengapa Anda sangat menekankan pada aspek kesejahteraannya?
PNS itu kesejahteraannya masih kurang. Hal ini tentu akan mempengaruhi kinerja dan produktivitasnya. Jadi kalau alasannya karena kinerjanya kurang bagus, pemerintah sebaiknya fokus pada kesejahteraannya. Menurut hemat saya, kesejahteraan yang didapatkan PNS akan berpengaruh pada kinerjanya. Semakin sejahtera, tentu kinerja mereka pun akan semakin baik pula. Yang seperti ini seharusnya difokuskan pemerintah.
Masalah terbatasnya anggaran merupakan salah satu alasan rencana rasionalisasi ini. Hal ini berarti sangat sulit untuk meningkatkan kesejahteraan PNS jika ingin meningkatkan kinerjanya. Dari hal ini, bagaimana tanggapan Anda?
Kalau memang alasannya itu, ya kami persilahkan rasionalisasi ini. Akan tetapi, yang dipensiunkan itu harus dipastikan tepat atau tidaknya. Jangan sampai PNS yang bagus malah dipensiunkan.
Di samping itu, pemerintah juga sebaiknya jangan hanya sekedar pensiunkan PNS. Mereka juga harus memberikan pembinaan dan pelatihan bagi mereka yang kemungkinan besar bakal dipensiunkan.
Apa maksud dari pembinaan itu?
Ya, jadi mereka harus dilatih dan dibina skill-nya sebelum dipensiunkan. Mereka harus dibina sebagai upaya menyiapkan diri dalam dunia pekerjaan yang berbeda nantinya. Mereka kan pegawai, dan kultur kerjanya jelas berbeda saat terpaksa harus bekerja menjadi pedagang atau lainnya nanti.
Saya berpendapat, pemerintah memang harus memastikan mereka mendapatkan hidup yang layak dan tidak menderita meski sudah dipensiunkan. Jaminan berupa uang pensiun saja tidak cukup untuk kehidupan mereka di masa mendatang. Pembinaan dan pelatihan skill untuk menghadapi profesi berbeda sudah selayaknya diberikan pemerintah. Dengan demikian, mereka bisa menyiapkan diri dan menyesuaikan kehidupan dengan baik dan tidak menderita sedikit pun setelah dipensiunkan. Oleh Wilda Fizriyani ed: Fitriyan Zamzami