Kemenpora berencana membuat Yayasan Dana Keolahragaan. Apa alasan pembentukan badan baru ini?
Yayasan atau BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Olahraga ini untuk menjawab kesulitan pemerintah membiayai peningkatan prestasi olahraga kita.
Selama ini Kemenpora harus mengakui adanya kesulitan. Rekan-rekan media mungkin sudah tahu juga, kadang-kadang kami (Kemenpora) gerasa-gerusu kalau ditanya dari mana pendanaan untuk peningkatan (prestasi) olahraga.
APBN (Anggran Negara) nggak bisa lagi diandalkan. (APBN) memang sudah nggak sanggup lagi membiayai. Jadi solusinya mungkin bisa lewat yayasan atau nanti bisa (dibentuk) BUMN bidang olahraga.
Saya mencontohkan seperti kasus (pebalap F1) Rio Haryanto. Karena APBN memang nggak bisa menyediakan dana yang disiapkan untuk kebutuhan balapan Rio. APBN juga nggak bisa digunakan dengan cepat.
Anda menyebut BUMN Keolahragaan dan Yayasan Olahraga. Kemenpora mau bikin yang mana?
Usulan pertamanya yang kami (tim internal Kemenpora) sampaikan ke Pak Menteri (Imam Nahrawi) itu BUMN Olahraga. Tapi Pak Menteri menyebutnya belakangan jadinya yayasan. Presiden Jokowi juga menanggapi rencana itu dengan baik. Presiden juga menyebutkan kata "yayasan".
Respons presiden itu membuat kami harus cepat memutuskan, apakah nantinya BUMN Olahraga atau Yayasan Olahraga. Seminggu ini internal Kemenpora akan memastikan apakah yayasan atau BUMN.
BUMN dan Yayasan ini dasar hukum pembentukan dan dampak hukumnya berbeda. Kemenpora lebih membutuhkan yang mana?
Keduanya (BUMN dan yayasan) memang punya sisi (kelebihan dan kekurangan) masing-masing. BUMN membutuhkan peran kementerian lain untuk pembentukannya. Pembentukannya pasti dilakukan Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, Kementerian Perekonomian, pendaftarannya di Kementerian Hukum (dan Hak Asasi Manusia), baru pengelolaannya diserahkan ke Kemenpora.
Kalau yayasan mungkin lebih ringkas. Kemenpora bisa membentuk sendiri dan mendaftarkannya ke Kemenkumham.
Bukankah BUMN nantinya juga harus menyertakan modal 50 persen yang diambil dari APBN juga?
Sumber dana pembentukan BUMN Keolahragaan ini nantinya mengandalkan dana BUMN-BUMN yang terkait olahraga. Selebihnya mungkin mengandalkan swasta lewat CSR-CSR (tanggung jawab sosial perusahaan swasta). Kalau Yayasan Olahraga, memprioritaskan pengelolaan dana-dana CSR dari swasta dan industri keolahragaan yang dikelola untuk membiayai olahraga. CSR-CSR BUMN yang diperuntukkan untuk olahraga juga nantinya akan dikumpulkan di sini.
Yayasan atau BUMN Keolahragaan ini nantinya untuk semua cabang olahraga atau khusus cabang-cabang olahraga tertentu?
Kami menginginkan agar ini general. Semua kebutuhan peningkatan prestasi olahraga di semua cabor diambil dananya dari sini. Tapi mungkin untuk awal, ada prioritas cabor-cabor berprestasi yang diproyeksi punya potensi untuk ajang-ajang internasional, seperti cabang-cabang di olimpiade atau Asian Games. Oleh Bambang Noroyono, ed: Fitriyan Zamzami