Selasa 11 Oct 2016 17:00 WIB

Nur Hidayati, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia: Perubahan Iklim Meningkatkan Potensi Bencana

Red:

Apakah Perubahan iklim dunia berpengaruh terhadap potensi bencana alam di Indonesia? Bagaimana pandangan Walhi?

Tentu berpengaruh buruk, dalam arti mempertinggi potensi bencana di Indonesia. Sebab, kondisi lingkungan Indonesia sudah buruk sebagai akibat pembangunan tak berwawasan lingkungan dan eksploitasi SDA. Ketika terjadi bencana alam, dampak kepada masyarakat yang semakin parah

    

Efek sosial dari bencana seperti ini sangat besar?

Betul, pertama karena kerusakan lingkungan membuat masyarakat lebih adaptif dalam hidup sehari-hari. Setelah ada bencana alam, tentu adaptasi mereka harus lebih keras. Dikhawatirkan jika berkepanjangan kondisi ini justru mengurangi kemampuan adaptasi warga.

Apakah kebijakan pemerintah dalam menanggulangi akibat bencana alam sudah tepat?

Kebijakan pemerintah masih di permukaan, belum menyasar kepada kebutuhan dasar masyarakat dan prinsip kelestarian lingkungan hidup.

Kebijakan dasar yang dibutuhkan masyarakat adalah informasi terkait kerentanan wilayahnya terhadap bencana alam. Selain itu, masyarakat perlu penguatan adaptasi terhadap bencana, bukan hanya bantuan saat setelah terjadi bencana.

Kedua, pemerintah mesti mengevaluasi semangat pembangunan bagi Indonesia. Sebab, secara umum, kebijakan pemerintah masih melakukan tata cara pembangunan yang tidak bersahabat dengan lingkungan, misalnya deforestasi, pembukaan lahan besar-besaran atau eksploitasi terhadap sumber daya alam secara berlebihan.

Pemerintah hingga saat ini belum berkomitmen menjakankan dua hal itu. Ini terindikasi dari masih berlanjutnya pembangunan tanpa pertimbangan lingkungan, baik di perkotaan atau kawasan eksploitasi sumber daya alam.     Oleh Dian Erika Nugraheny, ed: Fitriyan Zamzami

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement