Rabu 30 Nov 2016 11:00 WIB

Ahmad Doli Kurnia, Koordinator Generasi Muda Partai Golkar: Golkar Jangan Terjebak Perebutan Kursi

Red:

Layak atau tidak Setya Novanto kembali menjadi ketua DPR?

Secara pribadi, sebagai kader Golkar, tidak setuju. Pertama, tidak ada alasan yang signifikan untuk pergantian itu dilakukan sekarang. Bahkan, DPP Golkar menyataan Ade Komarudin tidak bersalah. Kedua, Setya Novanto ini kan mengundurkan diri. Jadi, sangat tidak etis pada satu posisi tertentu dia mau balik ke situ.

Persoalan etik yang lain, dulu pada saat Setnov jadi ketua umum, dia pernah menyatakan, kalau terpilih jadi ketua umum, akan mundur jadi anggota DPR RI supaya berkonsentrasi sebagai ketua umum partai Golkar.

Dalam konteks lain, Golkar pascakonflik berkepanjangan itu, kemudian diselesaikan dengan munaslub, butuh energi besar untuk melakukan konsolidasi. Apa yang dilakukan Setya Novanto sudah cukup positif. Dia keliling terus, satu pekan bisa tiga kali ke daerah. Dan Ade Komarudin sebagai ketua DPR kinerjanya cukup positif. Suasana yang kondusif ini kenapa kemudian diinterupsi dengan pergantian-pergantian ini?

Apa dampaknya kalau tetap dipaksakan?

Saya khawatir, kalau memang tetap dipaksakan akan bisa mengganggu citra dan kewibawaan Golkar dan DPR. Masyarakat bisa menilai Golkar ini enggak ada lagi urusan lain kecuali merebut kekuasaan. Padahal, masyarakat kita sedang mengalami banyak sekali masalah, kesulitan ekonomi, penegakan hukum juga bermasalah, banyak kasus korupsi.

Apa yang semestinya dilakukan Partai Golkar?

Nah, yang diharapkan sebenarnya partai politik itu, untuk menyampaikan keluhan dan aspirasi masyarakat. Harusnya dilakukan Golkar hari ini adalah mendekatkan diri pada masyarakat, bukan main rebut-rebutan kursi.

Sama dengan di DPR, kita semua berharap DPR bisa melaksanakan fungsi dan tugasnya secara optimal. Kalau hanya diganggu dengan pergantian, itu akan bisa mengganggu kinerja DPR.

Belum lagi bicara soal kewibawaan, bagaimana setiap waktu ganti pimpinan DPR. Ini kan bermasalah juga. Berdasarkan itu, saya termasuk yang tidak mendukung, demi kebaikan Partai Golkar dan kewibawaan DPR.

Situasi internal Golkar sendiri seperti apa saat ini?

Dalam dua hari ini Partai Golkar sudah tidak ada masalah. Ada empat variabel yang menentukan. Pertama, DPP Partai Golkar sudah pleno dan memutuskan pergantian itu. Kemudian dewan yang lain, khususnya dewan pembina, dan ternyata ini aneh juga.

Pertama, mereka kirim surat keberatan ke DPR. Tapi kemudian, selang dua hari ketika menerima Setya Novanto, berubah jadi mendukung. Ketiga, Setya Novanto, ingin memaksakan tetap jadi ketua DPR. Keempat, Ade Komarudin sudah legowo. Dengan empat variabel ini, saya kira sudah selesai di Internal Golkar. Oleh Eko Supriyadi  ed: Fitriyan Zamzami

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement