JAKARTA -- Para pendukung kedua calon presiden yang tak bisa masuk ke dalam Ballroom Hotel Gran Melia, Kuningan, nonton bareng (nobar) Debat Capres di depan hotel. Di area tersebut tersedia dua layar besar untuk para penonton di luar ruangan, (15/6).
Para pendukung saling menyoraki capres pilihan lawan saat keduanya membahas visi dan misinya secara bergantian. Tak jarang mereka pun berkomentar atas jawaban kedua capres. Para pendukung terus bersuara tanpa henti, berteriak menyerukan nama capres pilihannya dan merespons negatif setiap capres pilihan lawan, saat sedang berbicara. Suara kedua capres hampir tak terdengar karena teriakan para pendukung yang menonton dari LCD di luar hotel.
Layar lebar ini disediakan untuk pendukung calon presiden yang sudah hadir tetapi tidak bisa masuk dan menyaksikan langsung ke ruang debat. Layar lebar tersebut dipasang oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan ukuran 2 meter x 1,5 meter di area lobi Ballroom Hotel Grand melia, Jakarta Selatan.
Dua layar besar tersebut disediakan oleh stasiun TV penyelenggara. "Memecah kubu agar supaya lebih tertib," tutur Rii Syahrial, bagian umum TV penyelenggara. Menurut Syahrial, ketentuan itu memang sudah menjadi pola yang biasa dilakukan.
Robby Leo August, kabag Humas KPU, juga mengatakan bahwa secara teknis debat kali ini lebih baik dibanding acara debat capres sebelumya. "Alhamdulillah berjalan dengan kondusif. Ini juga merupakan permintaan kami agar TV host, memberikan kesempatan bagi media lain," katanya.
Robby juga mengungkapkan bahwa disediakannya layar besar tersebut diharapkan bisa mendukung awak media yang tidak bisa masuk ke ruang debat. Bagaimanapun juga, menurut dia, media sangat membantu sosialisasi pilpres dalam tahapan-tahapan kampanye yang berjalan saat ini.
Selain itu, Robby juga mengatakan sengaja memisahkan pintu untuk media dan tamu VIP agar lebih kondusif. "Agar ada titik pecah dan tidak crowded," kata dia. KPU sebagai penyelenggara, tutur dia, akan menjadikan pola debat kali ini sebagai patokan untuk penyelenggaraan debat selanjutnya.rep:c91/c81 ed: irfan junaidi