NUNUKAN -- Ribuan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Negeri Sabah, Malaysia, mudik menjelang bulan suci Ramadhan 1435 Hijriyah melalui Pelabuhan Domestik Tunon Taka, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Pantauan Antara, pada Rabu (18/6), di Pelabuhan Nunukan, para TKI yang diperkirakan berjumlah sekitar 3.000 orang tersebut akan mudik dengan menggunakan KM Thalia dengan tujuan Pelabuhan Nusantara Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
Kepala Sub Seksi Status Hukum dan Sertifikasi Kapal Kantor Syahbandar dan Otorita Pelabuhan (KSOP) Kabupaten Nunukan, Sumardi Manja, menerangkan, keberangkatn mereka akan dilakukan secara bertahap mengingat kapasitas kapal milik PT Citra Niaga Mandiri (CNM) tersebut hanya mampu mengangkut 1.500 orang. "Kalau jumlah tersebut dipaksakan berangkat, akan terjadi overcapacity," ujarnya
Untuk mencegah insiden kapal tenggelam, Sumardi berjanji akan menurunkan penumpang apabila ditemukan kelebihan kapasitas kapal. Melonjaknya jumlah penumpang, khususnya yang berasal dari TKI akhir-akhir ini, disebabkan bertepatan dengan liburan anak sekolah dan menjelang bulan suci Ramadhan 1435 Hijriyah. "Lonjakan penumpang tujuan Sulawesi Selatan tahun ini sangat signifikan dibandingkan pada waktu yang sama tahun sebelumnya (2013)," kata dia.
PT Pelayaran Nasional Indonesia Persero (Pelni) Kantor Cabang Nunukan, Kalimantan Utara, berencana menambah kapal untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang yang mulai terjadi pada akhir-akhir ini. Kepala Kantor Cabang Pelni Nunukan, Khairin, mengungkapkan, lonjakan jumlah penumpang terjadi, antara lain, karena peningkatan jumlah TKI dari Negeri Sabah, Malaysia. "Kami berencana menambah satu unit kapal lagi untuk mengangkut penumpang tujuan Sulawesi Selatan yang jumlahnya melonjak akhir-akhir ini," ujar Khairin.
Ia menyatakan, telah mengajukan permintaan penambahan kapal tersebut kepada PT Pelni pusat sehubungan dengan mulainya terjadi arus mudik menjelang Ramadhan 1435 Hijriyah. Khairin mengharapkan penambahan kapal tersebut terealisasi dalam waktu dekat. Alasannya, dua kapal penumpang milik perusahaan swasta khusus pelayaran Nunukan-Parepare, Sulawesi Selatan, kewalahan mengangkut penumpang yang jumlahnya mencapai ribuan orang setiap harinya. ed: andri saubani