Kamis 31 Jul 2014 16:00 WIB

Kecelakaan arus mudik menurun

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA -- Angka korban tewas aki bat kecelakaan lalu lintas selama arus mudik 2014 menurun dibanding - kan tahun lalu. Kepala Bagian Pene - rangan Umum Mabes Polri Kombes Agus Riyanto mengatakan, jumlah ke celakaan jalur darat yang terhitung sejak 22 Juli sampai 30 Juli 2014 men- capai 1.584 kasus.

"Dibandingkan pada tahun lalu, de ngan periode waktu yang sama terjadi 1.832 kasus kecelakaan. Artinya, angka kecelakaan pemudik tahun ini le bih rendah 248 kasus atau turun 14 persen," kata Agus, di Jakarta, Rabu (30/7). 

Dari kasus kecelakaan lalu lintas arus mudik 2014, Agus melanjutkan, tercatat ada 352 korban tewas, 541 luka berat, dan 2.010 orang luka ringan.

Kor ban tewas selama arus mudik ta - hun ini juga menurun delapan persen dibandingkan arus mudik 2013 yang menelan korban tewas mencapai 384 jiwa. Begitu pun korban luka berat tu run 12 persen menjadi 616 orang dan luka ringan turun 13 persen men - jadi 2.300 orang. 

Tidak hanya kecelakaan, kata Agus, pelanggaran lalu lintas juga mengalami penurunan sebanyak 19.973 kasus. Pada 2013, tercatat 73.076 pelanggaran (32.206 tilang dan 40.870 teguran), sedangkan pada 2014 ter jadi 53.103 kali pelanggaran de - ngan penilangan sebanyak 24.014 dan te guran sebanyak 29.089.

Kepala Biro Penerangan Masyara - kat Mabes Polri Brigjen Boy Rafly Amar menambahkan, sepeda motor menjadi penyumbang terbanyak angka kecelakaan lalu lintas selama mudik Lebaran 2014. "Laka (kecelakaan)

didominasi motor sebanyak 1.941 ka - sus," kata Boy.

Agus mengimbau, para pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi untuk beristirahat apabila merasa lelah. Pemudik hendaknya hanya berkendara maksimal selama empat jam nonsetop untuk menghindari hilangnya konsentrasi. Apalagi, pemudik ma sih akan menjalani perjalanan kem bali ke rumah setelah berlebaran di kampung halaman. Menurut Agus, puncak arus balik diperkirakan terjadi pada Jumat (1/8) dan Sabtu (2/8).

"Kita sudah siapkan pengamanan arus balik," tegas dia.

Dirjen Perhubungan Darat Kemen terian Perhubungan Suroyo Alimoeso memperkirakan, puncak arus balik Lebaran 1435 Hijriyah akan terjadi pada Sabtu (2/8). Untuk menghin dari kepadatan di jalan raya, Suroyo meminta masyarakat menghin- dari keberangkatan pada Sabtu (2/8).

"Keberangkatan pulang kembali ke rumah lebih baik pada Kamis (31/7)

atau Jumat (1/8)," kata Suroyo, di sela inspeksi mendadak angkutan Lebaran di Terminal Dhaksinarga Wonosari, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (30/7).

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Gunung Ki dul Purnama Jaya mengatakan, dari H-7 sampai H 2, Terminal Dagsinar ga Wonosari sudah membe rangkatkan 362 bus. Jumlah itu meningkat dibanding tahun lalu yang berjumlah 259 armada. Setiap hari, kata dia, terminal rata-rata memberangkatkan 50 armada bus. "Kenaikan ini kemungkinan  karena banyak bus yang ingin cepat mengambil penumpang ke Ja - karta atau kota lain,\" katanya.

Berdasarkan data di posko Leba - ran PT KAI Daop VI Yogyakarta, se - jak 21 Juli 2014 hingga H 1 Lebaran, masyarakat yang menggunakan ang - kutan kereta api di Daop VI Yogya mencapai 98.601 penumpang. Jumlah ter sebut terdiri atas 21.339 penum - pang kelas eksekutif, 16.974 penum - pang kelas bisnis, dan 60.288 penum - pang kelas ekonomi. Tujuan para pe - numpang ke arah barat adalah Pur - wo kerto, Cirebon, Jakarta, Banjar, Tasikmalaya, dan Bandung. Adapun penumpang ke arah timur bertujuan ke Madiun, Surabaya, dan Banyuwangi.

"Secara umum, kondisi arus mudik dan angkutan Lebaran di Daop VI Yogyakarta berjalan cukup lancar,"

kata Manajer Humas PT KAI Daop VI Yogyakarta Bambang Setyo Prayitno.

Untuk volume penumpang KA lokal/komuter relasi Kutoarjo  Yogya Solo Balapan, kata Bambang, total volume hingga H 2 Lebaran sebanyak 86.204 penumpang. Penumpang lokal sehari rata-rata mencapai tujuh ribu hingga sembilan ribu orang. Tingginya volume angkutan penumpang lokal dimanfaatkan masyarakat untuk bersilaturahim ke tempat sanak saudara dan melakukan rekreasi keluarga dengan destinasi Malioboro, Keraton, dan pantai-pantai di Yogyakarta.

Akibat tingginya frekuensi per- jalanan KA, Bambang melanjutkan, banyak KA di Daop VI mengalami keterlambatan antara 30 sampai 60 menit. "Untuk arus balik Lebaran ke Jakarta dan sekitarnya, sampai hari ini belum menunjukkan pergerakan signifikan," ujar Bambang. 

(antara, red: Wahyu Saputra, Yulianingsih ed: eh ismail)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement