Senin 04 Aug 2014 15:30 WIB

Mudik Pasca-Lebaran Naik

Red:

JAKARTA -- Para pemudik yang memilih pulang ke kampung halamannya pasca-Lebaran mengalami peningkatan. Kenaikan tren mudik pasca-Lebaran ini terlihat dari jumlah penumpang yang masih memadati lokasi-lokasi pemberangkatan pemudik sampai H+6 Lebaran 2014 atau Sabtu (2/8).

Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional I Agus Komarudin mengatakan, peningkatan jumlah pemudik pasca-Lebaran membuat PT KAI terus bersiaga sampai 10 Agustus.

"Pada H+1 sampai H+5, jumlah pemudik itu masih tinggi, rata-rata 20 ribuan penumpang. Baru, pada H+6 terlihat penurunan sedikit dengan jumlah penumpang 18 ribuan," kata Agus di Jakarta, Ahad (3/8).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Rakhmawaty La'lang/Republika

Arus Balik Pasar Senen

Dia menerangkan, semula, PT KAI hanya menggelar layanan mudik sampai 5 Agustus. Tapi, melihat data penjualan tiket yang masih tinggi, layanan mudik PT KAI diperpanjang selama lima hari dari rencana semula. "Tahun lalu tidak seperti ini, sampai H+3 itu yang mudik nggak sebanyak sekarang," ucapnya.

berdasarkan data PT KAI Daops I, sampai Ahad (3/8) siang, sudah ada 12.163 penumpang arus balik yang tiba di Stasiun Senen yang diangkut 15 kereta api reguler dan lima kereta tambahan. Adapun untuk keberangkatan penumpang hingga Ahad (3/8) sore, sudah ada 11.188 penumpang yang mudik naik 13 kereta reguler dan enam kereta tambahan. Pada Sabtu (2/8) penumpang yang mudik tercatat 17.871 penumpang, sedangkan penumpang arus balik sekitar 19 ribu penumpang.

Di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, para pemudik mengeluhkan masih mahalnya tiket bus untuk pulang ke beberapa tempat tujuan di Pulau Sumatra setelah Idul Fitri.

"Tiket bus masih mahal. Sebelum Lebaran, masih ada tiket Rp 120 ribu, sekarang tiketnya Rp 240 ribu. Itu saja sudah saya tawar dari harga Rp 280 ribu per penumpang," keluh pemudik asal Lampung, Saefuddin.

Saefuddin pun terpaksa mengeluarkan uang sejumlah Rp 720 ribu untuk membeli tiga tiket bus tujuan Lampung.

Berdasarkan pantauan Antara pada Ahad (3/8), Terminal Kalideres masih dipenuhi pemudik menuju beberapa kota di Pulau Sumatra. Berdasarkan data Laporan Angkutan Lebaran, jumlah penumpang yang berangkat dari Terminal Kalideres mencapai 915 penumpang. Petugas Dishub Terminal Kalideres Iwan Rukiyasi memperkirakan, jumlah pemudik diperkirakan masih ada 2.000 penumpang. Adapun untuk arus balik dari beberapa kota di Sumatra dan kota di Jawa Tengah dengan tujuan Terminal Kalideres diperkirakan mencapai 6.000 hingga 7.000 penumpang. Iwan memperkirakan, sekitar 500 bus akan masuk sampai Ahad (3/8) malam. Jumlah tersebut hampir sama dengan kedatangan pemudik pada Sabtu (2/8) yang mencapai 5.772 penumpang.

Di Bandung, Jawa Barat, puluhan penumpang bus di terminal bayangan Cileunyi juga mengeluhkan kenaikan tarif tidak wajar yang memberatkan mereka.

Taufik, salah seorang penumpang bus tujuan Tasikmalaya-Bandung, mengatakan, tarif bus memasuki H+6 Lebaran mengalami kenaikan tidak wajar, sehingga membebani para penumpang.

Dia menjelaskan, biasanya tarif dari Tasikmalaya hingga gerbang tol Cileunyi dipungut sekitar Rp 30 ribu pada hari biasa. Kini, kondektur bus meminta ongkos Rp 80 ribu setiap penumpang atau di atas kenaikan tarif resmi dari pemerintah, yakni 25 persen.

"Sebenarnya, ini terus terjadi setiap tahun. Penumpang susah harus mengadu ke mana?" kata Taufik.

Yuyun, penumpang lainnya, mengatakan, kenaikan tarif bus tidak wajar terjadi setiap tahun saat Lebaran. "Biasanya, ketentuan pemerintah hanya 25 persen, tapi kenyataannya mencapai 100 persen, bahkan bisa mencapai 200 persen," keluh Yuyun.

Kasim, salah seorang kondektur bus, berkilah, kenaikan tarif saat arus mudik dan arus balik Lebaran masih wajar. Alasannya, perjalanan bus terhambat macet. Pada hari biasa, waktu tempuh dari Tasikmalaya ke Bandung hanya empat jam, tapi kini bisa 20 jam. "Ini kan bikin operasional membengkak," kata Kasim.

Menurut Kasim, sopir dan kondektur tidak mau merugi karena terjebak macet. Apalagi, biaya untuk solar tinggi dan perjalanan dalam kondisi macet juga menguras tenaga. "Biasanya, Bandung-Tasikmalaya dua kali berangkat dalam sehari, kini harus menempuh 20 jam baru sampai di Cileunyi," ujar Kasim. antara ed: eh ismail

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement