Sabtu 22 Oct 2016 17:00 WIB

Tuhan, Jangan Tinggalkan Aku

Red:

Rombongan pun mau tak mau mengikuti gerakannya. Tak ada orang lain di dalam lift kecuali mereka. Hening, senyap mencekam. Semua sama tidak tahu apa yang akan terjadi d Hotel Tiara.

Pas keluar kalian berubah jadi nenek-nenek, bagaimana? goda Hendar. Hendaaaaar! seru Dijah dan Nurul gemas. Merek diterima oleh resepsionis yang segera menghubungi seseorang. Selamat datang di Hotel Tiara.

Saya Rieki, Personalia, kata seorang lelaki dengan stelan jas yang apik dan menguar parfum maskulin. Oh, iya, ini anak-anak yang akan kerja d sini, Pak Rieki, ujar Heri.

Ia memperkenalkan mereka sayu per satu kepada Rieki. Setelah serah terima dokumen dengan Rieki, Heri pamitan hendak pulang ke Cianjur. Lantas kami bagaimana, Kang? kejar Nurul cemas. Kalian pulangnya nanti sore, ya.

Ada yang jemput kalian dari kos-kosan, pesannya. Oooh! Nurul kembali lega. Hati-hati di jalan, ya Kang. Terima kasih kepada Kang Asep, sudah mau antar kita ke sini, kata Fatin. Dijah menarik tangan Fatin. Sudah - sudah, jangan norak begitulah!

Rieki mengajak mereka agar mengikutinya ke ruang kerja di bagian dalam. Kalian harus dites dulu, ya, ujar Rieki.Silakan mengisi lembaran kuis ini. Untuk apa, Pak? tanya Hendar.

Kami kan hanya magang, bukan kerja tetap. Untuk melihat kemampuan kalian, cocoknya ditempatkan di bagian mana. Ini prosedur standar penerimaan kerja di Hotel Tiara, jelas Rieki sabar.

Fatin, Dijah, Nurul dan Hendar segera sibuk mengisi lembaran-lembaran tes. Seorang petugas mengawasi di ruangan full AC itu. Rieki masih ada urusan lain, katanya, tidak bisa berlamalama bersama mereka. Ganteng banget, ya, itu Mas Rieki, cetus Nurul.

Psssst, belum jauh orangnya, tahu! tegur Hendar. Iiiih, belum apa-apa kepalaku sudah berdenyut - denyut! keluh Dijah. Iya, aku lapar, tahu! bisik Nurul. Ini sudah jam sebelas.

Tenang, nanti aku belikan kalian makanan, hibur Hendar. Seperti tahu saja tempatnya, sindir Nurul. Iya, bisa-bisa dibawa nyasar sampai Monas!

Dijah menimpali. Tak berapa lama kemudian pegawai yang bertugas jadi pengawas itu menghampiri mereka. Waktunya habis, semuanya harap dikumpulkan. Yaaah! seru anak-anak, menyesal. Sekarang kalian dipersilakan ke dapur, perintah petugas dengan tegas. (Bersambung)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement