FIFA seharusnya menambahkan tim medis independen yang tidak memiliki kepentingan ke pertandingan.
Christopher Kramer mengalami hilang ingatan terkait laga final Piala Dunia 2014 di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brasil, pekan lalu.
Benturan keras di kepala yang dialaminya dengan bek tengah Argen tina Ezequiel Garay membuat gelandang tim nasional Jerman itu kehilangan ingatan soal jalannya babak pertama.
`'Saya juga tidak tahu bagai mana di ruang ganti. Saya tidak ingat apa-apa pada saat itu. Di kepala saya, laga final Piala Dunia baru dimulai pada babak kedua,'' kata pemain yang ditunjuk menggantikan Sami Khedira yang cedera sesaat sebelum laga final, kepada harian asal Jerman, Die Welt.
Kejadian yang menimpa Kramer membuat Persatuan Pesepak bola Profesional (FIFPro) mengkritik Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) terkait pengamanan terhadap pemain, terutama menyangkut cedera kepala dan gegar otak.
FIFPro menilai, FIFA gagal dalam memberikan jaminan keamanan kepada para pemain.
FIFPro menyoroti tiga kejadian yang membuat pemain kehilangan kesadaran di laga Piala Dunia 2014.Pertama, insiden yang menimpa Kramer setelah berbenturan keras dengan Garay pada menit ke-19.Sempat meneruskan laga, tapi akhirnya gelandang berusia 23 tahun itu digantikan Andre Schuerrle pada menit ke-31.
Di laga Uruguay kontra Inggris, bek sayap Uruguay Alvaro Pereira sempat tak sadarkan diri usai kepalanya membentur lutut Raheem Sterling. Tapi, Pereira melanjutkan laga. Kondisi serupa terjadi saat gelandang bertahan Argentina Javier Mascherano mengalami benturan kepala dengan gelandang Belanda Georginio Wijnaldum di laga semifinal. Tapi, kedua pemain itu tidak diganti lantaran dianggap bisa menyelesaikan laga.
Khawatir terjadi hal yang lebih serius soal kondisi kepala pemain dan menyebabkan gegar otak, FIFPro mendesak FIFA mengubah aturan soal perawatan pemain yang mengalami cedera kepala.
Kepala Komunikasi FIFPro Andrew Orsatti menyebutkan, seharusnya FIFA memberikan waktu yang lebih banyak kepada pemain yang mengalami cedera kepala. Sehingga, perawatan atas cedera kepala itu bisa diselesaikan secara maksimal.
Menurut Orsatti, paling tidak butuh 10 hingga 15 menit untuk bisa merawat pemain tersebut.Kemudian, bagi tim yang dirugikan lantaran salah seorang pemainnya menjalani perawatan, FIFA memberikan kompensasi khusus pada masa injury time.
FIFPro berharap, perawatan terhadap pemain yang diduga mengalami gegar otak itu dimasukkan dalam tata aturan permainan sepak bola internasional. `'Piala Dunia adalah puncak dari kompetisi sepak bola. Tapi, yang terjadi saat ini, semua insiden yang menyebabkan cedera kepala justru membuat kami harus mendiskusikan hal ini secara lebih mendalam,'' kata Orsatti, seperti dikutip the Guardian.
Orsatti menambahkan, FIFA juga mesti menambahkan tim medis independen yang tidak memiliki kepentingan terhadap pertandingan. Tim medis ini tidak bisa dipengaruhi keputusan pelatih ataupun keinginan untuk meraih kemenangan. Akhirnya, keputusan tim medis inilah yang digunakan apakah seorang pemain melanjutkan pertandingan usai mengalami cedera di kepala.
Tak hanya di level internasional, FIFPro berharap, semua konfederasi anggota FIFA, mulai dari Federasi Sepak bola Eropa (UEFA)hingga CONCACAF, meningkatkan kepedulian terhadap insiden-insiden yang membahayakan kepala seorang pemain. `'Isu ini harus menjadi kepedulian berbagai pihak, mulai dari FIFA hingga ke UEFA, dan juga federasi di negaranegara anggota FIFA. Untuk itu, kami akan proaktif agar isu ini bisa terus diperhatikan,'' tegas Orsatti. rep:reja irfa widodo ed:endro yuwanto