Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) akan menerapkan peraturan baru terkait insi den cedera kepala yang dialami pemain selama pertandingan. Nantinya, wasit harus menghentikan pertandingan selama tiga menit bila ada pamain yang mengalami cedera kepala. Itu pun jika tim medis telah memberikan persetujuan.
"Hanya tim medis yang akan memiliki kewenangan untuk memutuskan apakah pemain bisa melanjutkan atau tidak," tulis FIFA seperti dilansir dari Sky Sport, tengah pekan ini.
Cedera kepala yang berujung gegar otak telah menjadi perhatian utama dalam dunia sepak bola, seperti pada Piala Dunia 2014 di Brasil. Saat itu, pemain Uruguay, Alvaro Pereira, meng alami benturan keras dengan lutut salah satu pemain Inggris. Selain Pereira, pemain Jerman Christoph Kramer juga mengalami hal serupa. "Insiden di Piala Dunia telah menunjukkan bahwa peran tim dokter perlu diperkuat untuk memastikan pengelolaan yang benar dari kasus potensi gegar otak di sebuah pertandingan," demikian pernyataan FIFA.
Pengajuan aturan baru itu kini sedang disampaikan ke Komite Eksekutif FIFA untuk mendapat persetujuan. Rencananya, Komite Medis dan Eksekutif FIFA akan menggelar pertemuan. Selain itu, Komite Medis juga merekomendasikan program pendidikan yang komprehensif bagi dokter tim, pelatih, wasit, dan juga pemain.
Langkah ini menyusul tindakan serupa yang dilakukan lebih dulu oleh Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) dan Liga Primer Inggris pada musim ini.
Di sisi lain, anggota Komite Eksekutif FIFA, Ali bin Al Hussein, mengatakan, masyarakat mempunyai hak penuh untuk mengetahui isi hasil penyelidikan Komite Etik terhadap proses tawar-menawar terkait penyelenggaraan Piala Dunia 2018 dan 2022.
Komite Etik FIFA saat ini sedang menyelidiki apakah terjadi korupsi dalam proses tawar-menawar empat tahun lalu yang menempatkan Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan Qatar pada 2022. rep:c65, ed:endro yuwanto