Kejuaraan Nasional Wado-ryu KarateDo Indonesia (Wadokai) kembali diselenggarakan di Jakarta, tepatnya di Hall Volley Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada Rabu (8/10) sampai Kamis (9/10). Kejuaraan ini sekaligus merupakan rangkaian acara dalam pemilihan ketua umum Wadokai.
Pendiri Wadokai Karate-Do indonesia, Chae rul A Taman, mengatakan, ketua umum yang baru nantinya dapat membuat atlet Wadokai Indonesia bisa menyamai pres tasi para pendahulunya yang sempat meraih medali emas dalam ajang Asian Games. Pekan lalu, cabang karate tak mampu menambah medali bagi Indonesia setelah Suryadi dan Cok Istri Agung Sanistyarani kalah dalam perebutan medali perunggu kelas kumite -55 kg putra dan putri di Asian Games 2014.
Dalam perebutan perunggu di Asian Games Incheon, Korea Selatan, Suryadi dikalah kan atlet Malaysia Senthil Kumaran Silvarajoo. Sedangkan, Cok Istri dikalahkan oleh karateka Filipina Soriano Mae dengan nilai 3-11 di Gyeyang Gymnasium, Incheon.
Ca bang karate hanya menyumbangkan satu medali perak melalui Fidelys Lolobua di nomor kata perorangan putra pada hari pertama kompetisi cabang karate, Asian Ga mes, Kamis (2/10).
"Melalui kejurnas ini, ketum Wadokai yang baru nanti juga diharapkan mampu mencetak bibit unggul yang akan mengikuti kejuaraan domestik dan internasional untuk mengharumkan nama Indonesia di mata dunia,'' kata Chaerul.
Wadokai merupakan salah satu dari lima perguruan karate terbesar di Indonesia. Wadokai Indonesia sudah berdiri lebih dari 30 tahun lalu. Saat itu, perguruan ini didirikan oleh lima pemerintah provinsi (pemprov), yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Sumatra Utara.
Saat ini, Wadokai Indonesia memiliki 30 anggota dari pemprov. Sekitar 27 di anta ranya selalu aktif mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan organisasi, termasuk dalam turnamen Kapolri Cup edisi ketiga yang berlangsung tengah pekan ini.
Sebanyak kurang lebih 500 atlet yang berasal dari 27 pemprov yang menjadi anggo ta Wadokai akan bertarung memperebutkan gelar juara di masing-masing kategori, mulai dari pemula hingga profesional/senior. Pemprov terbanyak berasal dari Sumatra Utara yang mengirimkan 50 atletnya ke kejuaraan tersebut.
Sebagai wakil dengan peserta terbanyak, ketua pemprov dari Sumatra Utara, Abdul Hamid Harahap, menegaskan target timnya tahun ini menjadi juara umum. Pasalnya pada dua edisi sebelumnya, Sumatra Utara gagal bersaing dengan Gorontalo dan Jawa Tengah yang kala itu menyabet gelar sebagai yang terhebat. "Sumatra Utara mem punyai keterikatan yang kuat dengan organisasi Wadokai. Kami merupakan salah satu dari lima pendiri organisasi ini dan juara umum adalah target utama," kata Abdul. rep:c79, ed:endro yuwanto
Sejarah Pendirian Perguruan Wadokai di Indonesia Wadokai diperkenalkan dan dikembangkan pertama kali oleh Horonori Ohtsuka dan Saiko Sihang, pimpinan tertinggi organisasi Wadokai saat itu yang berpusat di Tokyo pada 1934. Aliran Wado yang berarti jalan damai sesuai dengan makna dan tujuan karate, yaitu menuju kedamaian.
Di Jepang, Wadokai merupakan salah satu dari empat perguruan besar, seperti Shotokan, Gojuryu, dan Shitoryu. Setelahnya, Rembukai dan Rengokai muncul sebagai tempat berkumpulnya aliran-aliran kecil, seperti Kyokushinkai yang bergaya full contact.
Wadokai pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh Chaerul A Taman pada 1970. Chaerul yang merupakan pelajar Indonesia di Negeri Sakura mendalami dan mempelajari Wadokai selama delapan tahun (1962-1970) di bawah bimbingan Sasaki Shihang di Universitas Hiroshima.
Selepas pulang dari Jepang, Chaerul kemudian mengajak pelajar-pelajar SMA di daerah Gambir, Jakarta, untuk berlatih Wa dokai.
Mereka selanjutnya membuka tempat latihan atau biasa disebut Dojo pertama di Indonesia yang bertempat di daerah Grogol untuk lebih memperkenalkan seni beladiri tersebut. rep:c79, ed: endro yuwanto