Kompetisi bola basket Amerika Serikat (AS) atau biasa dikenal NBA sempat mengalami pasang surut sejak memasuki era 2000-an. Para pencinta NBA mulai banyak yang mengalihkan perhatian dari salah satu kompetisi terbaik di AS ini karena semakin berkurang para pemain inovatif dan kreatif yang mampu membuat ingar-bingar kompetisi NBA menjadi lebih menarik.
Pascapensiunnya Michael Jordan pada akhir 1990-an maupun big manShaquille O\'Neal yang keahliannya tergerus setelah hengkang dari LA Lakers pada 2004, kompe tisi NBA belum melahirkan nama-nama baru yang mampu menggantikan sosok para legenda ini.
Peta persaingan pun hanya terbagi pada dua kubu, yaitu LA Lakers dan San Antonio Spurs. Tim-tim lain, seperti Miami Heat, Boston Celtics, maupun Detroit Piston, hanya hadir sebagai pesaing sementara. Hasilnya, permainan NBA hingga sekitar 2009 semakin kurang diminati sponsor maupun pihak televisi yang ingin menayangkannya.
Hal sama terjadi di Indonesia. Jika sekitar akhir dekade 1990-an hingga awal 2000 televisi Indonesia masih menayangkan pertandingan NBA setiap Ahad, mulai 2005 masyarakat Indonesia semakin kesulitan menikmati pertandingan ini karena televisi lokal tak banyak yang menayangkannya. Pemirsa pun lebih mengalihkan perhatian untuk menyaksikan kompetisi sepak bola di liga-liga Eropa yang ma sih banyak ditayangkan oleh televisi lokal. Dampaknya memang cukup besar. Pencinta bola basket di Indo nesia yang mengambil NBA seba gai poros bola basket dunia kesulitan mendapatkan konten-konten bagus yang dihadirkan oleh NBA.
Namun demikian, masa itu sepertinya mulai terlewati. Kompetisi NBA kembali menggeliat sejak awal 2010. Kompetisi terbesar ketiga di AS ini memperlihatkan kembali perkembangan yang signifikan.
Klub-klub NBA berhasil me lahirkan nama-nama pemain muda yang berkualitas. Sosok, seperti Kevint Durant, Lamar Odom, Derrick Rose, hingga Kevin Love, sukses membawa tim nasional basket Amerika menjadi juara dunia 2010 dan berhasil mengembalikan citra NBA sebagai salah satu olahraga dunia yang layak untuk dinikmati.
Atmosfer kompetisi yang terus berkembang kembali memperlihatkan hasilnya saat AS berhasil me menangkan kejuaraan FIBA 2014. Dengan bermaterikan para pe main muda yang tersebar dari berbagai klub NBA, Negeri Paman Sam sukses menjadi tim terhebat di dunia dalam urusan bola basket.
Melihat torehan ini, penikmat NBA seharusnya bisa balik dan menyaksikan lagi sengitnya peta persaing an bola basket AS. Terlebih, banyak pemain muda hingga senior yang tidak berkumpul dalam satu klub.
Pemain tenar, seperti LeBron James, Kyrie Lrving, dan Kevin Lo ve, siap mengentak NBA setelah bergabung di Cleveland Cavaliers.
Klub Houston Rockets pun bisa mengandalkan pemain muda Ja mes Harden untuk memperlihatkan tajinya. Mantan klub Micheal Jordan, Chichago Bulls, juga digadanggadang akan kembali bersinar setelah Derrick Rose tampil apik di FIBA 2014.
Dari sisi lain, keberadaan televisi berbayar yang saat ini mulai digandrungi berbagai elemen ma syarakat sepertinya akan memberikan keuntungan tersendiri untuk pamor NBA. Pasalnya, kompetisi NBA kali ini akan ditayangkan fullsetiap hari dalam satu pekan melalui televisi berbayar ABC, TNT, ESPN, maupun NBA TV. Meski tayangan ini baru dimulai saat musim kompetisi 2016/2017, hal tersebut mampu meyakinkan banyak pihak bahwa NBA semakin memperlihatkan kebangkitannya untuk bisa menjadi salah satu kompetisi olahraga yang bisa dinikmati ma syarakat dunia.
rep:c56, ed:endro yuwanto