Sabtu 14 Jan 2017 17:00 WIB

Wajah Baru Liga Indonesia

Red:
Suasana Kongres PSSI 2017 di Hotel Aryaduta, Kota Bandung, Ahad (8/1).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Suasana Kongres PSSI 2017 di Hotel Aryaduta, Kota Bandung, Ahad (8/1).

Kongres PSSI 2017 di Bandung telah mengumumkan gelaran Liga Indonesia akan melakukan kick-off pada 26 Maret mendatang. Harapan untuk membenahi kompetisi kian menggelembung. Sejumlah perubahan sudah disiapkan. Namun, benarkah perubahan itu akan mampu membawa perbaikan iklim pembinaan sepak bola di Tanah Air?

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi menyimpan optimisme yang besar. ''Kita menginginkan agar Liga Indonesia nanti bisa lebih profesional,'' kata dia saat ditemui di sela-sela Kongres Tahunan PSSI, di Bandung, Jawa Barat (Jabar), akhir pekan lalu.

Edy mengatakan, sejumlah perubahan sudah disiapkan. Ia ingin gelaran kompetisi nanti bisa bersinergi dengan kebutuhan timnas. ''Jadi, liga-liga di Indonesia seharusnya mampu menjadi penyedia pemain untuk kebutuhan timnas," ujar pria yang juga menjabat sebagai panglima Komando Strategis Angkatan Darat (pangkostrad) ini.

Selain bersinergi, Edy berharap penyelenggaraan Liga Indonesia mendatang mampu mengoptimalkan talenta-talenta anak negeri sekaligus menjadikan kompetisi sebagai wadah melakukan regenerasi pemain. Untuk menyokong hal tersebut, ia pun tak sungkan untuk mengimpor sejumlah wasit untuk memimpin pertandingan.

Edy mengatakan, wasit asing ini nantinya ada sekitar 10-15 persen dari total pengadil lapangan hijau. Ia sangat berharap hadirnya wasit impor ini akan meminimalkan terjadinya pengaturan pertandingan sekaligus membuat setiap pertandingan dapat berjalan secara lebih adil. ''Selama ini, hal-hal itu selalu menjadi keluhan di kompetisi dalam negeri.''

Pembaruan lain yang akan dilakukan pada gelaran Liga Indonesia, kata Edy, memberikan batasan pemain. Ia menerangkan, ada dua pembatasan. Pertama, soal partisipasi pemain asing.

Selama ini, katanya, klub-klub peserta Liga Indonesia banyak mengandalkan pemain asing sebagai tulang punggung prestasi. ''Padahal masih banyak pemain lokal yang tidak kalah potensinya dari pemain-pemain luar negeri,'' tandasnya.

Selama ini, penyelenggaraan Liga Indonesia menerapkan pola 3 + 1 untuk pemain asing. Dalam model tersebut, masing-masing klub merekrut tiga pemain asing dari Eropa, Amerika, atau Afrika dan satu pemain Asia. Untuk Liga Indonesia mendatang, Edy mengatakan, PSSI meminta klub-klub peserta menerapkan pola 2 + 1.

''Nantinya klub-klub di Indonesia hanya kami perbolehkan merekrut maksimal dua pemain dari Eropa, Amerika atau Afrika, dan satu pemain dari Asia,'' jelasnya. ''Kalau saya ditanya, saya lebih percaya dengan pemain-pemain kita (dalam negeri) sendiri. Saya lebih mengandalkan anak-anak (pemain-pemain) kita sendiri,'' sambungnya.

Aturan lainnya untuk Liga Indonesia 2017 berkaitan dengan batasan usia pemain. PSSI berencana setiap klub nantinya hanya dibolehkan menurunkan pemain yang berada di bawah usia 35 tahun. ''Kita mengharapkan, pemain-pemain muda yang menjadi andalan klub-klub. Yang tua-tua, sudah enggak usah lagi (bermain lagi),'' ujarnya.

Meski sejumlah aturan baru sudah disampaikan di dalam kongres tahunan, hingga kini masih belum ada keputusan resmi. Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono mengatakan, aturan-aturan itu masih perlu persetujuan dari klub peserta liga utama. ''Selain tentang wasit asing, yang lainnya belum diputuskan," katanya.

Djoko mengatakan, nama resmi kompetisi sampai kini masih belum diputuskan. ''Namanya juga belum. Nanti akan ada keputusannya, apa masih (pakai) nama ISL atau Liga Indonesia.''

Ketua Hubungan Antarpemain Asosiasi Pemain Profesional (APPI) Hardika Aji menilai rencana penerapan aturan baru dinilai tidak realistis. Terutama, kata dia, soal batasan pemain berusia 35 tahun.

Merujuk data di organisasinya, Aji mengungkapkan, ada sekitar 20 pemain di 18 klub Indonesia Soccer Champion (ISC) yang berusia di atas 35 tahun. ''Kami akan menampung dahulu aspirasi pemain tentang rencana aturan ini. Selama belum diputuskan resmi oleh PSSI, kami akan membahas soal aturan ini,'' katanya saat dihubungi, Kamis (12/1).

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyambut positif langkah PSSI membatasi pemain asing di Liga Indonesia 2017. Menpora Imam Nahrawi mengatakan, aturan pembatasan ini nantinya dapat memperluas kesempatan kepada pemain lokal untuk masuk ke liga profesional.

Menurut Imam, salah satu kendala dalam peningkatan kualitas sepak bola anak negeri karena klub profesional masih mengandalkan pemain-pemain asing. Padahal, kata dia, kalau menengok geliat sepak bola di daerah-daerah, banyak pemain-pemain lokal yang mempunyai kemampuan setara dengan pemain impor. ''Dalam konteks ini, (pembatasan pemain asing) rasanya sangat positif,'' ujarnya.

Imam melihat pembatasan pemain asing ini bakal menjadi motivasi baru bagi pemain-pemain lokal menempa kemampuannya sekaligus juga berpeluang tampil di kompetisi resmi bersama klub-klub profesional domestik.

Namun, dia meminta supaya PSSI meneliti ulang soal batasan pemain berumur di atas usia 35 tahun. Jika aturan itu diterapkan, menurut dia, PSSI harus memberikan jalan keluar bagi pemain-pemain veteran.

''Dalam hal ini, PSSI harus bisa memperluas pendidikan proses latihan nasional bagi pemain-pemain yang sudah dianggap tua,'' katanya.      rep: Bambang Noroyono, ed: M Akbar

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement