JAKARTA—Setelah gagal di turnamen bergengsi Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2014, pebulu tangkis Indonesia meraih prestasi di ajang kelas dua Chinese Taipei Open Grand Prix Gold 2014. Ganda putri pelatnas Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari serta ganda putra Hendra Aprida Gunawan/Andrei Adistia menyabet gelar juara di Taipei Arena, Ahad (20/7).
Meski hanya turnamen level grand prix gold, Greysia/Nitya dan Hendra/Andrei masih layak mendapatkan acungan jempol. Greysia/Nitya meraih gelar juara dengan menaklukkan ganda kuat Cina yang berada pada peringkat kelima dunia, Wang Xiaoli/Yu Yang. Sementara, Hendra/Andrei adalah pasangan di luar pelatnas yang baru bergabung. Mereka berada pada peringkat ke-93 dunia, tetapi bisa menjungkalkan ganda peringkat ke-28 asal Cina, Li Junhui/Liu Yuchen.
"Kemenangan ini merupakan suatu progres baru bagi sektor ganda putri Indonesia. Gelar juara ini juga dapat menjadi modal kepercayaan diri untuk Greysia/Nitya," kata Ketua Umum PP PBSI Gita Wirjawan soal kemenangan Greysia/Nitya, di laman resmi PBSI.
Greysia/Nitya menyudahi permainan lawannya dengan skor 21-18 dan 21-11. Ini adalah kemenangan kedua Greysia/Nitya atas Wang/Yu. Pada pertemuan terakhir mereka di French Open Super Series 2013, Greysia/Nitya juga menang 21-17, 14-21, dan 23-21. Rekor pertemuan kedua pasangan pun menjadi imbang 2-2.
"Gelar ini membuat kami makin percaya diri jelang World Championships dan Asian Games 2014," ujar Greysia.
Ia mengatakan kemenangan kali ini lebih mudah dibanding pertemuan terakhir. Greysia mengatakan, bersama Nitya, mereka bisa mengontrol permainan lawan.
Nitya menambahkan, ia dan Greysia bermain lebih konsisten. Mereka terus mencegah Wang/Yu menemukan irama permainan mereka. "Selain itu, kami percaya dan yakin akan kemampuan kami untuk bisa mengalahkan Wang/Yu lagi," jelas Nitya.
Gelar ini sangat berarti terutama buat Greysia. Pemain asal klub Jaya Raya Jakarta ini telah menghapus kenangan buruk yang dialaminya pada turnamen yang sama pada 2011 lalu. Kala itu, Greysia yang berpasangan dengan Meiliana Jauhari sudah selangkah lagi menuju podium juara.
Greysia/Meiliana yang bertanding di final melawan ganda putri Korea, Ha Jung-eun/Kim Min-jung, sudah unggul 21-17 di gim pertama dan hanya butuh enam poin lagi saat kembali unggul 15-12 di gim kedua. Akan tetapi, saat hendak mengambil bola, ia tersungkur. Otot bahu kanannya sobek. Meski sudah mencoba untuk tetap bermain, Greysia/Meiliana akhirnya memutuskan untuk mundur pada kedudukan 21-17, 18-21, 0-2.
Sejak peristiwa di tahun 2011 tersebut, Greysia belum pernah lagi ambil bagian di turnamen Chinese Taipei Open Grand Prix Gold hingga tahun ini. "Saat tiba di Taipei, saya sempat teringat peristiwa tahun 2011. Saya bersyukur bisa menggantikan kenangan itu dengan prestasi," kata Greysia.
Pelatih kepala ganda putri PBSI Eng Hian yang mendampingi Greysia/Nitya saat bertanding mengatakan, salah satu kunci kemenangan anak-anak didiknya adalah rasa percaya diri. Keduanya yakin bisa menaklukkan ganda Cina. Greysia dan Nitya juga disiplin dan konsisten menerapkan strategi.
"Hal yang paling penting hari ini, mereka tidak merasa kalau lawan itu tidak bisa dikalahkan. Selama ini, pemain-pemain kita, terutama ganda putri, sudah takut duluan kalau melawan pemain Cina yang menyebabkan permainan dan strategi tidak bisa keluar di lapangan," ujar Eng.
Sementara itu, di nomor ganda campuran, pasangan muda Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika belum berhasil meraih gelar juara setelah dikalahkan wakil Tiongkok, Liu Yuchen/Yu Xiaohan, 12-21, 14-21. Dengan hasil ini, Indonesia dan Tiongkok sama-sama meraih dua gelar juara dan satu gelar lagi diraih oleh Korea. ed:israr itah