Di dunia sepak bola, ada mitos bahwa seseorang yang sukses sebagai pemain kerap gagal sebagai pelatih. Lihat saja catatan seorang legenda terbesar sepak bola, Diego Armando Maradona.
Sebagai pemain, sepak terjang Maradona sudah melegenda. Namun, saat terjun sebagai pelatih, Diego bukanlah siapa-siapa. Dia gagal bersama timnas Argentina di Piala Dunia 2010.
Legenda sepak bola Prancis juga punya riwayat serupa. Dianggap pahlawan semasa bermain untuk Les Blues, Platini malah jadi sasaran hujatan kala gagal membawa timnas Prancis melangkah jauh di Piala Eropa 1992.
Namun, ada sebuah pengecualian di diri Franz Beckenbauer. Sebab, dia jadi salah satu manusia yang mampu jadi pemain dan pelatih yang sama-sama melegenda. Sebagai pemain, Benckenbauer sukses menjadi juara dunia 1974.
Catatan prestasi serupa ditorehkannya di bangku pelatih timnas Jerman pada Piala Dunia 1990. Kini, salah satu legenda terbesar dunia sepak bola, Zinedine Zidane, mencoba peruntungan serupa.
Pria berumur 43 tahun itu memutuskan mempertaruhkan segala reputasinya sebagai legenda ketika memutuskan menjadi pelatih tim utama Madrid pada Selasa (5/1). Sebagai pemain, reputasi Zidane sudah tak diragukan lagi.
Dia pun dicap sebagai salah satu legenda terbesar Madrid lewat gelar monumentalnya, yakni Liga Champions 2002. Namun, kualitas Zidane saat masih bermain tak lantas jadi jaminan dirinya akan sukses sebagai nakhoda Los Blancos.
Hal itu diungkapkan eks presiden Madrid, Ramon Calderon. Dia menganggap Zinedine Zidane masih minim pengalaman untuk menjadi pelatih kepala di Real Madrid. Dia menyatakan Zidane akan mendapatkan tekanan yang kuat di kursi kepelatihan Los Blancos.
"Saya kira para pemain menyukai Zidane. Dia memenangkan segalanya bersama Real Madrid. Saya yakin fan akan menerima dia dalam cara yang sangat baik. Apa yang terjadi pada pekan depan, tidak ada yang tahu," ujar Calderon seperti dikutip dari ESPN FC, Selasa (5/1).
Meski demikian, Calderon juga menyatakan hal ini menjadi kesempatan emas bagi Zidane untuk unjuk gigi. Apalagi, sebelumnya pria keturunan Aljazair itu pernah sukses bersama Real Madrid sebagai pemain. Kini, saatnya Zidane membuktikan mampu pula sukses sebagai pelatih.
Namun, sejauh ini perjalanan karier Zidane kala melatih tim junior Madrid belum secemerlang catatan legendarisnya semasa bermain. Sebagai pelatih Madrid Castilla, Zidane hanya mampu membawa tim junior ini duduk di peringkat dua klasemen sementara klasemen Divisi B Segunda.
Dari 19 laga sebagai pelatih Madrid Castilla, Zidane meraih 10 kemenangan, tujuh kali imbang, dan dua kalah. Catatan yang tentu tak terlalu spektakuler untuk meraih tiket pelatih timnas senior.
Sebab, tak dimungkiri, pilihan menunjuk Zidane tak terlepas dari nama besarnya sebagai pemain. Madrid ingin Zidane mengikuti jejak seorang Josep Guardiola yang sukses besar ketika promosi dari pelatih tim junior ke senior Barcelona.
Waktu yang lantas akan menjawab apakah Zidane dan Madrid akan mampu menyontek kesuksesan sang rival. Atau sebaliknya, pertaruhan legenda Madrid ini akan berakhir dengan surat pemecatan laiknya karier kepelatihan Platini maupun Maradona.n