BANDUNG -- Memasuki usianya yang keempat, Bank BJB Syariah (BJBS) mulai menuai prestasi. Belum lama ini, bank umum syariah pertama di Jabar dan Banten ini meraih Infobank Award 2014 dengan predikat ‘sangat bagus’.
Predikat ini diperoleh atas kinerja BJBS syariah yang terus tumbuh dan berkembang. Penerimaan award ini berlangsung di Hotel Shangrila, Jakarta, belum lama ini. Sebelum menganugerahi gelar tersebut, Biro Riset Infobank mengadakan rating perbankan.
Penilaiannya dilihat berdasarkan perkembangan kinerja dari bank-bank yang menjadi nominasi dalam penghargaan ini. Tingkatan kinerja tersebut mencakup dalam masing-masing kategori. Kategori pertama adalah kinerja ‘sangat bagus’ dengan kelompok modal inti di bawah Rp 1 triliun (BUKU I).
Sebelumnya, pada Juni BJBS juga menerima sejumlah penghargaan dalam Banking Service Excelence 2014 yang diselenggarakan Marketing Research Indonesia (MRI) bekerja sama dengan majalah Infobank. Berdasarkan survei Bank Service Excellence Monitor (BSEM) yang dilakukan MRI, BJBS menempati posisi kedua untuk kategori phone handling di antara bank umum syariah di Indonesia. Selain itu, BJBS juga mendapatkan peringkat ketiga untuk kategori ATM terbaik.
Menurut Direktur Operasi BJBS Hamara Adam, semua award itu tidak terlepas dari perjalanan sukses yang dilalui BJBS selama empat tahun ini. "Saat ini, BJBS telah memiliki delapan kantor cabang, 53 Kantor Cabang Pembantu (KCP), dua gerai, satu kantor kas, 28 jaringan ATM, 60.446 jaringan ATM Bersama, serta 72.237 jaringan PRIMA yang tersebar di seluruh Indonesia," ujarnya di Bandung, pekan lalu.
Pertumbuhan lainnya yang dipupuk BJBS di 2014 ini, tutur dia, di antaranya peningkatan dana pihak ketiga (DPK) BJBS mencapai Rp 3,46 triliun pada triwulan pertama 2014. Nilai tersebut terdiri atas tabungan senilai Rp 384 miliar, giro sebesar Rp 122 miliar, dan deposito senilai Rp 2,96 triliun. DPK itu meningkat tajam dibandingkan DPK saat awal BJBS berdiri (2010) yang hanya Rp 1,32 triliun.
Sementara, nilai asetnya pada akhir 2013 mencapai Rp 4,7 triliun. Saat awal berdiri (2010), nilai aset BJBS hanya Rp 1,93 triliun. Sektor pembiayaan tumbuh dari Rp 1,60 triliun pada 2010 menjadi Rp 3,59 triliun pada akhir 2013.
Hamara mengungkapkan, penghargaan yang diraih BJBS berkat kerja keras dari seluruh karyawan yang secara konsisten terus meningkatkan kinerja dan pelayanan yang maksimal. "Selain itu, BJBS pun tidak bosan berinovasi mengembangkan produk-produk perbankan bagi masyarakat, khususnya nasabah loyal," tuturnya.
Direktur Utama BJBS Ali Nuridin menegaskan, selama ini BJBS tidak semata mengedepankan aktivitas bisnis. Di tengah menjalankan tugas profesional sebagai BUS, BJBS pun tak pernah luput dari tanggung jawab sosialnya. ''Sebagai BUS, BJBS memiliki spirit terdepan dalam menyejahterakan bangsa ini,'' tuturnya. rep:sandy ferdiana ed: irwan kelana