JAKARTA — Sekretaris Perusahaan PT Panin Bank Syariah (Persero) Tbk Ahmad Fathoni mengatakan bahwa branchless banking membutuhkan kesiapan teknologi. Selain itu, juga membutuhkan investasi yang cukup besar.
Untuk saat ini perseroan masih mengembangkan jaringan dan infrastruktur branchless banking. Termasuk, memperkuat kesiapan sumber daya insani. "Untuk saat ini, kita masih mengembangkan, jadi belum masuk ke sana," katanya kepada Republika, Rabu (6/8).
Untuk saat ini, perseroan justru sedang memperlebar jaringan melalui infrastruktur induk. Caranya, yakni dengan membangun Lembaga Syariah Bank (LSB) di beberapa jaringan induk Panin.
Ia mengatakan bahwa target perseroan hingga 2015, yaitu mendirikan 100 LSB. "Untuk tahun ini, kami bangun 10 LSB dulu," ujar Ahmad.
Ia menjelaskan latar belakang pendirian LSB untuk menarik sebanyak-banyaknya dana pihak ketiga (DPK). Melalui LSB, Panin Syariah bisa menawarkan produk DPK, termasuk investasi emas.
Hal ini sejalan dengan fokus Panin Syariah pada semester II 2014 untuk pertumbuhan mengejar DPK. Pertumbuhan DPK "hanya" 68 persen jika dibandingkan tahun lalu.
Total hingga akhir Juni DPK mencapai Rp 2,67 triliun. Hal ini berbanding terbalik dengan pembiayaan yang berhasil mencapai Rp 4,18 triliun. Atau dengan kata lain, naik 92 persen dari periode tahun lalu. rep:icahsan emrald alamsyah ed: irwan kelana