JAKARTA -- Pengamat ekonomi syariah Adiwarman Karim menyatakan bahwa tambahan modal dari bank induk untuk bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) memang harus dilakukan karena sejalan dengan pertumbuhan asetnya.
Menurutnya, modal untuk segala jenis bisnis keuangan, baik bank, asuransi, maupun lembaga keuangan dari waktu ke waktu memang harus ditambah karena sejalan dengan pertumbuhan aset. Belum lagi, bank memang harus mengembangkan infrastruktur, teknologi informasi (TI), outlet, hingga kantor cabang. Tidak terkecuali, UUS dan BUS yang perlu mendapatkan tambahan modal dari bank induk karena bisnisnya yang terus berkembang.
Ia mencontohkan, meski pertumbuhan BUS sedikit melambat pada 2014 ini, tetapi masih ada BUS yang perkembangannya baik. Seperti Panin Bank Syariah, BTPN syariah, dan BNI syariah yang tumbuh 30 persen dalam tiga tahun terakhir. Tetapi, tren perkembangan UUS lebih bagus dibandingkan BUS.
Pertumbuhan UUS Permata Syariah dan CIMB Niaga Syariah, dan BTN Syariah diakuinya sangat signifikan dalam tiga tahun terakhir yaitu 30-40 persen karena berhasil memanfaatkan jaringan induknya dan mengubah model yang ada.
"Tetapi, seiring perkembangan UUS kan asetnya juga berisiko, misalnya dalam penyaluran pembiayaan kan rentan mengalami pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF)," katanya di Jakarta, Kamis (18/9).
rep:rr laeny sulistyawati ed: irwan kelana