JAKARTA--Menjadi asuransi syariah pertama di Indonesia, PT Asuransi Takaful Keluarga (Takaful Keluarga) berhasil menunjukkan eksistensinya di industri asuransi selama 20 tahun. Dalam milad ke-20 ini, Takaful Keluarga fokus pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan teknologi informasi (TI).
Ditemui seusai acara tasyakur Milad ke-20 Takaful Keluarga di Jakarta, Jumat (19/9) malam, Direktur Utama PT Asuransi Takaful Keluarga Ronny A Iskandar mengatakan, jika pendapatan suatu perusahaan baik, itu tentu tidak terlepas dari layanan yang luar biasa dan didukung sumber daya manusia (SDM) serta TI. Karena persaingan semakin ketat, maka peningkatan kapasitas SDM menjadi keharusan.
Foto:Republika/Prayogi
Petugas melayani nasabah di kantor pelayanan Asuransi Takaful Keluarga , Jakarta, Senin?(8/9).
''Tidak bisa dimungkiri peranan figur penjual menjadi faktor penting selain juga produk yang bagus,'' kata Ronny. Dalam sambutannya di hadapan hadirin, Ronny menyebut aset Takaful Kelurga sudah mencapai Rp 1 triliun hingga Juni 2014.
Saat ini, tantangan produk asuransi syariah ada pada premi dan layanannya. Is menjelaskan, Takaful Keluarga saat ini berfokus pada keunggulan layanan, termasuk TI, sehingga banyak efisiensi. "Blue print proyeksi perkembangan Takaful Keluarga untuk lima hingga 10 tahun sudah dibuat," ungkapnya.
Semangat dan fokus Takaful Keluarga saat ini memang pembenahan sistem dan infrastruktur, terutama SDM, tanpa mengabaikan pertumbuhan. Sebab, dampak pembenahan internal juga salah satunya terhadap pertumbuhan.
Pendiri dan pemegang saham Takaful Keluarga, Jimly Asshiddiqie, mengungkapkan, Takaful tidak hanya bertahan selama 20 tahun, tapi juga berkembang meski belum sepesat harapan. Membandingkan sistem syariah yang dibangun, Jimly melihat kompetitor Takaful sebenarnya lebih sedikit.
''Ini membuktikan apa yang diusung Takaful workable. Kesulitan mereka saat ini adalah lingkungan kerja yang tidak setara dengan konsep syariahnya,'' kata Jimly.
Ia mengapresiasi jajaran manajemen Takaful Keluarga saat ini dan berharap mereka bisa meningkatkan prestasi. Karena itu, kata Jimly, mengingat sejarah bagaimana lembaga keuangan syariah terbentuk di Indonesia juga penting untuk meningkatkan semangat juang.
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini mengaku senang karena selain asuransi syariah, perbankan syariah juga berkembang meski pengguna produk asuransi syariah belum seluas perbankan.
Oleh sebab itu, kata Jimly, Muslim Indonesia perlu terus diberikan edukasi mengenai manfaat asuransi bagi masa depan. Namun, tugas ini terlalu besar jika dibebankan kepada industri asuransi syariah saja.
''Harusnya, pemerintah juga mengambil bagian di sana, termasuk penggunaan asuransi syariah,'' kata ketua Dewan Kehormatan Penyelenggaran Pemilu ini. rep:fuji pratiwi ed: irwan kelana