JAKARTA -- Asuransi syariah dan perbankan syariah menggunakan strategi sosialisasi nilai sosial, nilai spiritual, dan keunggulan produk untuk memikat nasabah sehingga menggunakan jasa keuangan mereka.
Head of Syariah PT Sun Life Financial Indonesia Srikandi Utami mengatakan, sejak asuransi Sun Life Financial syariah berdiri Desember 2010 lalu, pihaknya menerapkan strategi yaitu nilai tolong-menolong, dan transparansi keadilan kepada nasabahnya.
"Jadi kami tidak menjual ayat-ayat tertentu, tidak berceramah ataupun membicarakan agama tertentu. Karena ada nasabah yang cocok dengan cara seperti itu, tetapi ada juga yang tidak cocok," katanya kepada Republika, di Jakarta, Selasa (23/9).
Untuk itu, pihaknya sengaja tidak menekankan hukum halal dan haram dalam memasarkan produknya. Menurut Srikandi, konsep asuransi syariah bersifat universal untuk semua orang dan memiliki nilai positif dan nilai tolong-menolong.
Semua agama, kata dia, pasti mengajarkan tolong-menolong. "Kalaupun ada nasabah yang bertanya apa dalil asuransi syariah, kami menjawab menyiapkan hari esok, tolong-menolong, dan tidak meninggalkan keturunan secara lemah. Ini yang kita sosialisasikan," katanya.
Pihaknya juga menyatakan bahwa asuransi syariah memiliki transparansi dan keadilan. Selain itu, kata dia, asuransi syariah mengedepankan nilai sosial dan spiritual, kejujuran, etika, dan tidak mengandung unsur spekulasi. Sementara, manfaat asuransi syariah tidak kalah dengan asuransi konvensional.
Ia mencontohkan, ketika ada klaim dari nasabah maka langsung dicairkan dan akadnya adalah tolong-menolong. Selain itu, kata dia, kelebihan lain yang ditawarkan asuransi syariah adalah adanya manfaat spot underwriting. Artinya, nasabah memiliki peluang untuk mendapatkan surplus keuntungan dari pihaknya dalam periode tertentu.
Ia mencontohkan, surplus selama kurun waktu Januari sampai Desember 2013 dibagikan ke nasabah pada Mei 2014 lalu. Surplus underwriting ini, kata dia, diterapkan di semua asuransi syariah dan sudah mendapat izin dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Manfaat spot underwriting itu bisa jadi nilai investasi," katanya.
Tidak sia-sia, penerapan metode dan strategi ini membuat nasabah asuransi Sun Life Syariah kini menembus 11.000 nasabah dan trennya terus meningkat. Kini, kata dia, tinggal agen Sun Life Syariah tersebut apakah memahami nilai syariah sehingga mereka bisa menjual produk. "Nah, untuk itu kami mendidik mereka," katanya.
Direktur Unit Usaha Syariah (UUS) Danamon Syariah, PT Bank Danamon Indonesia Tbk Herry Hykmanto mengatakan, sejak berdiri 2002 lalu, produk-produk yang dimiliki pihaknya sudah sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah (DPS). Produk-produk perbankan ini, kata dia, memang harus patuh terhadap fatwa DPS. Tetapi yang penting, dia melanjutkan, produk sesuai prinsip syariah tetapi bisa manfaatnya dirasakan semua pihak.
Dia menyebutkan produk Danamon Syariah memiliki jaringan, maupun kemudahan produk syariah seperti produk Danamon yang kini online. Selain itu, ada fasilitas gratis cek saldo, gratis tarik tunai, gratis biaya administrasi bulanan, dan memiliki bagi hasil berjenjang yang disesuaikan saldo rata-rata.
Selain itu, gratis pula transfer ke bank lain di anjungan tunai mandiri (ATM) Danamon, ATM Bersama, dan ATM Alto. "Tetapi, untuk sosalisasi produk kami, ya tergantung cara memasarkan dan manfaatnya. Dua-duanya harus ditampilkan keunggulan produk," tuturnya.
Selasa (16/9) lalu, Danamon syariah meluncurkan produk Tabungan Bisa iB dan Tabungan Bisa Qurban iB. Targetnya, Danamon Syariah mampu menjaring 8.000 nasabah hingga akhir tahun 2014 nanti.
Dengan hadirnya produk-produk yang semakin bervariasi, pihaknya akan semakin meningkatkan pelayanan terhadap nasabah ritelnya sehingga memberikan manfaat lebih bagi masyarakat Indonesia. "Komitmen ini sesuai dengan visi Danamon yakni peduli dan membantu jutaan orang untuk mencapai kesejahteraan," katanya.
rep:rr laeny sulistyawati ed: irwan kelana