Jumat 01 Apr 2016 15:00 WIB

CIMB Niaga Syariah Targetkan Pembiayaan Rp 9,4 Triliun

Red:

JAKARTA — Unit Usaha Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah) berhasil mencatatkan total pembiayaan sebesar Rp 7,28 triliun per 31 Desember 2015. Angka ini tumbuh 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 6,44 triliun. Bahkan, pada 2016 ini, CIMB Niaga Syariah menargetkan pencapaian pembiayaan hingga Rp 9,4 triliun.

Chief Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara mengungkapkan, pertumbuhan tersebut diperoleh dari sejumlah segmen pembiayaan syariah, yaitu komersial, korporat, dan konsumer. Konsumer memiliki portofolio terbesar, yaitu hingga 50 persen, sementara komersial dan  korporat sebesar 49 persen.

"Kami menargetkan tahun ini porsi terbesar adalah konsumer, meski yang lain juga didorong pertumbuhannya," ucap dia dalam "Diskusi Bersama CIMB Niaga Syariah", Rabu (30/3). Tahun ini selain tetap mempertahankan porsi terbesar di konsumer, CIMB Niaga Syariah juga menggenjot di sektor perdagangan, perkebunan, jasa, properti, dan kendaraan. CIMB Niaga Syariah pun menargetkan pembiayaan pada 2016 bisa mencapai Rp 9,4 triliun.

Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), ucap dia, CIMB Niaga Syariah juga berhasil mengumpulkan dana masyarakat sebesar Rp 7,58 triliun, naik 12,0 persen dibandingkan periode yang sama 2014 sebesar Rp 6,77 triliun. Di mana komposisi dana murah atau current account saving account (CASA) sebesar 48 persen dari sebelumnya pada 2015 sebesar 42,5 persen. Sementara, untuk target DPK pada 2016 bisa sebesar Rp 9,9 triliun.

CIMB Niaga Syariah  juga telah dipercaya Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama sebagai salah satu bank penerima setoran biaya perjalanan ibadah haji (BPS BPIH) untuk haji reguler dan haji khusus. Karena itu, Unit Usaha Syariah bank terbesar kelima di Indonesia ini telah meluncurkan produk Tabungan Pahala Haji dan Tabungan Rencana Haji untuk menghimpun dana masyarakat dari segmen haji. "Keberadaan produk-produk tersebut antara lain telah mendorong pertumbuhan DPK di CIMB Niaga Syariah," ujar Pandji.

Pertumbuhan kinerja pembiayaan dan penghimpunan DPK tersebut juga berbuah pada peningkatan aset CIMB Niaga Syariah. Per 31 Desember 2015, aset CIMB Niaga Syariah meningkat 7,6 persen menjadi Rp 9,1 triliun, dibandingkan posisi yang sama sebelumnya sebesar Rp 8,5 triliun.

Sehingga, total aset CIMB Niaga Syariah terhadap induk kini mencapai 3,8 persen. Untuk tahun ini, UUS CIMB Niaga menargetkan pertumbuhan aset hingga Rp 12,3 triliun.

Dari sisi kualitas aset produktif, rasio gross non-perfoming financing (NPF) mengalami penurunan yang signifikan dari 4,5 persen pada Desember 2014 menjadi 1,9 persen pada Desember 2015. Penurunan rasio gross NPF secara signifikan ini disebabkan oleh membaiknya account management. "Untuk NPF nett bisa ditekan hingga 0,4 persen dari tahun sebelumnya, 1,8 persen," ujar dia.

Dengan meningkatnya kinerja pembiayaan dan penghimpunan DPK, tersedianya keragaman produk dan layanan serta didukung oleh jaringan yang semakin luas, termasuk layanan digital banking CIMB Niaga, mendorong peningkatan perolehan pendapatan CIMB Niaga Syariah. Laba sebelum pajak meningkat 9,6 persen dari Rp 105 miliar pada 2014 menjadi Rp 115 miliar pada 2015.

Kinerja positif CIMB Niaga Syariah pada 2015 turut ditopang oleh berbagai upaya pengembangan bisnis, termasuk produk jasa dan layanan. Strategi ini antara lain dilakukan dengan konsep dual banking leverage model (DBLM). Pandji menjelaskan, hal ini bertujuan agar CIMB Niaga Syariah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat melalui penawaran seluruh produk dan layanan syariah yang lengkap dan memiliki kualitas setara dengan produk dan layanan perbankan induknya dan lebih baik dari industri perbankan syariah pada umumnya.

Sementara itu, Deputy Head of Syariah Banking Rusdi Dahardin menambahkan, CIMB Niaga Syariah baru pada 2015 memulai konsep DBLM. Satu hal yang paling awal dilakukan dan paling menantang adalah mengenalkan produk syariah kepada pegawai konvensional. Saat ini 50 persen pembiayaan tersalurkan di 29 kantor cabang syariah (KCS) dan satu kantor cabang pembantu syariah (KCPS).

Sehingga, jika produk CIMB Niaga Syariah baik pembiayaan bisa melalui 616 cabang induk yang kini office channeling/OC (layanan perbankan konvensional dan syariah dalam satu atap), pengaruhnya akan besar sekali. Selain itu, menurut dia, akan jauh lebih efektif dalam upaya pengembangan CIMB Niaga Syariah.  Oleh Ichsan Emrald Alamsyah

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement