oleh:Rahmat Hadi Sucipto -- Biasanya bursa saham pa ling rentan terhadap ge jo lak politik suatu nega ra. Bursa saham pun se ring sensitif dan mudah terpengaruh isu-isu kecil yang terjadi. Indonesia menjadi salah satu contoh negara yang rentan terhadap isu politik. Bahkan, kejadian di negara-negara lain pun sering membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gontai.
Mencermati fakta yang ada selama ini, indeks di Bursa Saham Thailand (SET) termasuk yang tak mudah terpengaruh gejolak politik. Kudeta mi li ter yang terjadi pada 22 Mei lalu saja tak terlalu berpengaruh terhadap ki ner ja perdagangan di lantai bursa tersebut. Namun, kebijakan dan keputusankeputusan penting pemerintah juga menjadi harapan bagi para investor di Bursa Saham Thailand. Apalagi, kondisi di negara itu hingga kini masih belum pulih dari rongrongan demonstrasi yang kerap terjadi, terutama di Bangkok, ibu kota negara tersebut.
Investor seperti mendapatkan angin surga karena pemerintah yang berkuasa saat ini cukup sigap menyetel roda eko nomi. Buktinya, Pemerintah Thai land di bawah kendali militer Selasa (10/6) lalu telah menyetujui rencana anggaran negara untuk tahun fiskal berikutnya yang dimulai pada 1 Oktober 2014 dengan defisit 250 miliar baht (9,6 mi liar dolar AS), mirip dengan anggar an pada tahun berjalan. Seperti diusulkan oleh Kementerian Keuangan, belanja diproyeksikan pada angka 2,575 triliun baht, naik 2,0 persen dari anggaran tahun berjalan dan pendapatan 2,325 triliun baht.
Menurut Sekretaris Kabinet Ampon Kittiampon, dari total belanja tersebut, 17,5 persen dianggarkan untuk investasi. Rencana anggaran 2014/15 mema tok angka pertumbuhan ekonomi 4,0 persen dan inflasi sebesar 2,3 persen. Somsak Chotrattanasiri, kepala Biro Anggaran Thailand, berharap rencana itu segera mendapat persetujuan dari pihak Kerajaan Thailand sehingga penggunaan anggaran bisa dimulai tepat waktu pada 1 Oktober nanti. Ang garan tahun fiskal ini sempat ditunda beberapa bulan menyusul terjadinya kerusuhan politik di Thailand. Konflik berkepanjangan ini juga dinilai sudah melukai kepercayaan pelaku bisnis, menurunkan permintaan domestik, dan mengganggu sektor pariwisata.
Dewan Militer Thailand, seperti dilaporkan Reuters, mengungkapkan tidak ingin rencana belanja besarbesaran yang justru bisa mengganggu pemerintahan berikutnya. Pihaknya lebih fokus untuk membangun proyekproyek infrastruktur penting.
Pengumuman anggaran oleh Pemerintahan Dewan Militer juga ternyata memberikan sentimen positif pada ma ta uang baht. Menurut analisis Bloomberg, baht menjadi mata uang di Asia yang berkinerja terbaik pada pekan lalu meski negara itu dikendalikan oleh junta militer. Ternyata pengumuman ske ma anggaran untuk tahun fiskal berikutnya memberi efek sangat positif yang diyakini bisa memperbaiki ekono mi negara tersebut, terutama karena pemerintah berkomitmen memperbaiki anggaran belanja.
Mata uang rupiah malah justru me lemah terhadap dolar AS setelah Peme rin tah Indonesia mengumumkan terjadi defisit perdagangan. Rupiah sudah lama berada di atas Rp 11 ribu per dolar AS. Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index (ADXY), yang melacak nilai mata uang dari 10 kawasan teraktif (tidak ter masuk yen Jepang), menilai nilai mata uang dari wilayah tersebut cende rung stabil selama sepekan. Sebelum nya nilai mata uang tersebut sempat terjerembap terkena dampak Bank Sen tral Eropa (ECB) yang memangkas suku bunga menjadi negatif pada 5 Juni lalu. Penurunan suku bunga ECB ini berpotensi memacu aliran dana ke emerging market.
Baht mampu rebound setelah peme rintahan militer Thailand yang meng ambil alih kendali negara sejak 22 Mei lalu melalui aksi kudeta, berjanji me ning katkan pembangunan infrastruktur dan meningkatkan investasi di daerah-daerah yang berdekatan dengan perbatasan negara.
"Muncul persepsi Pemerintah Thailand yang baru ini memberikan stabilitas dan kondisi untuk pertumbuhan yang lebih baik," kata Dariusz Kowalczyk, ekonom ahli strategi dari Credit Agricole CIB yang berbasis di Hong Kong.
Hasil analisis Bloomberg menunjukkan, baht sempat menguat 0,9 per sen pekan lalu, tertinggi sejak Feb ruari 2014, menjadi 32,558 per dolar AS. Peso Filipina naik 0,2 persen menjadi 43,65 per dolar AS, sementara nilai tukar rupiah justru terperosok 1,4 persen men jadi Rp 11.835 per dolar AS. Malay sia stabil pada angka 3,2122 ringgit per dolar AS.
Dana asing sebesar 521 juta dolar AS juga dipompa pada bursa saham Thailand dan obligasi pemerintah de ngan mata uang lokal pekan lalu. Sinyal positif ini juga kemungkinan besar sebagai dampak dari langkah junta militer yang berencana mempercepat investasi dalam proyek kereta dualtrack dan mempromosikan pembangunan kawasan ekonomi khusus, terutama yang berdekatan dengan perbatasan Malaysia, Myanmar, dan Laos.
Banyak analisis menilai pengambilalihan kekuasaan oleh militer tak terlalu berimbas pada nilai tukar bath maupun perkembangan bursa saham Thailand. Apalagi, pada kudeta kali ini, Dewan militer dianggap sigap menyiapkan langkah-langkah perbaikan eko nomi. Pengumuman rencana anggaran fiskal tahun berikut pun sangat jelas meningkatkan kepercayaan investor yang ditunjukkan dengan performa bursa saham yang menggeliat.
"Setelah pihak berkompeten di pemerintahan mengumumkan rencana perbaikan ekonomi, segala sesuatu tam paknya akan] kembali ke situasi nor mal," ungkap Kesara Manchusree, presiden Bursa Efek Thailand (SET) kepada CNBC, Selasa (10/6) lalu. "Kita akan melihat langkah-langkah konkret yang lebih mendasar untuk memperbaiki negara kita."
Sejak kudeta militer pada 22 Mei lalu, pihak militer sangat sibuk. Untuk meredam gejolak dan kembalinya para demonstran ke jalan-jalan, Dewan Militer merancang beragam strategi. Selain menindak pengunjuk rasa yang anarkistis, mengumpulkan tokoh-tokoh politik kunci dan wartawan, junta mi liter juga merencanakan paket ekonomi yang lengkap, termasuk tenggat dua bulan untuk mengembalikan iklim investasi Thailand yang lebih baik.
Terakhir, pemerintah berkuasa me nyatakan menyetujui anggaran tahun fiskal mendatang. Anggaran ini terutama untuk meningkatkan belanja pemerintah dan mewujudkan proyekproyek infrastruktur yang selama ini terbengkalai karena terganggu kondisi politik yang buruk.
Kesara percaya ekonomi Thailand dan perusahaan-perusahaan yang ter daftar di bursa telah melakukan langkah yang cukup baik. "Funda mental yang kuat dari pasar Thailand dan semua perusahaan Thailand yang terdaftar di bursa sudah terbukti," jelasnya.
Indeks SET mengalami rebound lebih dari 4,0 persen sejak kudeta, dengan capaian keuntungan lebih dari 18 persen hingga tahun ini. Ini terjadi karena penguatan investor domestik yang bermain di bursa. Namun, inves tor asing tampaknya tetap menunggu. Kesara mencatat terjadi arus dana masuk ke pasar pada pekan lalu.
Tercatat hingga 10 Juni lalu kapitalisasi market di Bursa Efek Thailand mencapai 13.162.237,67 juta baht de ngan market yield 3,07 persen. Indeks SET juga menunjukkan performa yang bagus, dengan kenaikan mencapai positif 8,91 persen dalam tiga bulan ter ak hir dan positif 7,44 persen dalam enam bulan. Bahkan, bila dilihat berdasar year to date, angka perubahannya lebih tinggi lagi, positif 13,13 persen.
Pengumuman paket anggaran fiskal tak hanya berimbas positif terhadap indeks SET, tetapi juga terhadap vo lume dan nilai perdagangan bursa. Indeks SET pada 10 Juni lalu mening kat 0,82 persen menjadi 1.469,19 setelah pada perdagangan sehari sebelumnya merosot tipis 0,05 persen (1.457,3).
Yang menakjubkan justru terjadi pada volume dan nilai perdagangan bursa. Volume perdagangan pada 10 Juni mencapai 12.160,36603 juta lembar saham atau naik 71 persen dibandingkan sehari sebelumnya. Sementara, pada 6 Juni dan 9 Juni, volume perdagangan justru lesu, masing-masing turun 26 persen dan 12 persen.
Nilai perdagangan 10 Juni lalu juga fantastis bila dibandingkan dengan ha ri-hari sebelumnya, mencapai 64.973,17 juta baht. Dibandingkan dengan sehari sebelumnya, nilai perdagangan 10 Juni lalu naik 64 persen. Nilai perdagangan pada 6 Juni dan 9 Juni masing-masing turun 7,0 persen dan 13 persen.
Kapitalisasi pasar juga naik meski tipis, sebesar 0,82 persen menjadi 13.162.237,67 juta baht pada 10 Juni lalu dari 13.055.747,64 juta baht sehari sebelumnya. Perdagangan 10 Juni ter sebut lumayan bagus karena mengalami rebound setelah kapitalisasi pasar 9 Juni turun tipis 0,05 persen, sementara pada 6 Juni hanya sedikit naik sebesar 0,33 persen.
Fakta-fakta tersebut memperlihatkan, Thailand mampu membangun fondasi ekonomi dengan baik. Setidak nya, pada dua variabel utama saja, yaitu perdagangan di lantai bursa serta nilai tukar mata uang baht, Thailand tak tergoyahkan meski ada beragam badai, termasuk gonjang-ganjing poli tik di negara tersebut.