oleh: Siwi Tri Puji B -- Pada akhir 1990-an tim konsumen dan bisnis/server mulai bekerja pada proyek pembuatan sistem operasi terpisah. Tim bisnis mengembangkan Odyssey, nama kode untuk pengganti Windows 2000 yang direncanakan jauh-jauh hari. Tim konsumen mengerjakan Neptune yang seharusnya akan dirilis setelah Windows 98.
Neptune dirancang menjadi versi konsumen pertama Windows yang akan didasarkan pada kelompok NT dan dirancang untuk menjadi saluran MS-DOS. Satu hal yang menarik tentang Neptune adalah bahwa Microsoft memiliki rencana untuk mengajak pengguna baru ke dalam antarmuka pengguna baru melalui Activity Center pada desktop dengan memuat foto, musik, komunikasi, dan banyak lagi.
Namun, rencana untuk Neptune ini ditahan ketika Microsoft memutuskan meluncurkan Windows Millennium (Windows ME) hanya pada sisi konsumen yang lagi-lagi juga memiliki MS-DOS.
Pada 2000 Microsoft mengumumkan untuk menggabungkan Neptune dan Odyssey, baik dalam tim maupun proyek yang dikerjakan. Keduanya akan bekerja sama untuk menciptakan apa yang disebut Whistler, dinamai berdasar nama kota resor ski favorit di Kanada. Versi beta dari Whistler akan dirilis pada 2000 dan 2001. Pada Februari 2001 Microsoft memberikan versi konsumen Whistler dengan nama resmi Windows XP. Akronim XP dalam nama itu adalah kependekan experience alias pengalaman.
Pada awalnya, sambutan atas XP tak terlalu gegap gempita. Ada terlalu banyak fitur yang diperkenalkan dalam sistem operasi ini. Tapi, ada beberapa perbedaan visual yang membuat OS menonjol. Windows XP memuat antarmuka desktop dasar, sama seperti yang diperkenalkan pada Windows 95 dengan start menu, taskbar, dan latar belakang wallpaper.
Windows XP juga merupakan versi pertama dari OS membutuhkan kunci aktivasi, sehingga akan diinstal dan digunakan pada satu PC. Selain itu, jika program tidak bekerja dengan baik, Windows XP memungkinkan pengguna untuk memutar kembali ke waktu sebelumnya sebelum penginstalan berlangsung. Fitur-fitur koneksi berbasis internet dimasukkan ke dalamnya, termasuk Remote Desktop.
Versi Home dan edisi Professional Windows XP dapat berjalan pada prosesor Intel Pentium 233 dengan mensyaratkan kapasitas minimal 233 MHz dengan RAM 64 MB dan kapasitas penyimpanan 1,5 GB.
Secara resmi, sistem operasi ini diluncurkan CEO Microsoft Bill Gates pada 25 Oktober 2001. Seluruh kru Microsoft hadir untuk mempromosikan acara tersebut dengan pesta dan perayaan di seluruh dunia. Gates berada di New York City sepanjang acara berlangsung, dimeriahkan konser gratis di Bryant Park menghadirkan penyanyi dunia Sting.
Review dari Windows XP yang sebagian besar positif, tapi beberapa pengguna merasa bahwa Windows XP tak sesederhana versi sebelumnya. Ulasan CNet mengatakan bahwa XP merupakan upgrade berharga dari Microsoft dengan sama sekali tak menyinggung fakta bahwa kunci aktivasi menginstal OS hanya terbatas pada satu PC. Ulasan lain, seperti yang dimuat Firing Squad mengatakan bahwa XP memiliki persyaratan sistem yang sangat tinggi.
Setelah itu, Microsoft menawarkan pengguna Windows XP tiga paket layanan gratis dan memperkenalkan beberapa fitur baru dalam sistem operasi ini. Service Pack 1 yang diluncurkan pada September 2002, misalnya, menambahkan dukungan USB 2.0 untuk pertama kalinya. Juga, "Set Program Access and Defaults" yang memungkinkan pengguna mengatur program default untuk fitur tertentu, seperti web browser.
Windows XP Service Pack 2 dirilis berikutnya pada Agustus 2004 dilengkapi dengan dukungan wifi lebih baik karena semakin banyak laptop menggunakan sistem operasi ini. Akhirnya, Service Pack 3 diluncurkan pada Mei 2008 dengan sejumlah fitur baru yang relatif kecil dan perbaikan.
Jumlah lisensi untuk Windows XP menuai beberapa sengketa. Microsoft mengatakan, dua bulan setelah peluncurannya bahwa 17 juta lisensi untuk OS telah dijual, tetapi sejak itu perusahaan belum menawarkan informasi konkret apa pun. Pada 2006 seorang analis IDC menyebut, ada 400 juta salinan Windows XP telah digunakan di seluruh dunia.
Secara resmi, penjualan ritel Windows XP berakhir pada 2008 dan harus menghentikan penjualan pada 2010 berdasarkan putusan perusahaan. Tapi, XP terus memegang bagian besar dari pangsa pasar sistem operasi selama bertahun-tahun.
Situs PCWorld menyebut tiga alasan besar sebagai penyebabnya. Salah satunya adalah bahwa Microsoft menunda peluncuran Longhorn, penerus yang direncanakan untuk XP. Sistem operasi ini baru dirilis pada 2007 dan dikenal dengan nama Windows Vista.
Penundaan ini memperpanjang "kedekatan" pengguna dengan XP. Pamor Windows Vista dengan segala keunggulan yang ditawarkan tak mampu merebut hati pengguna Windows XP untuk berpindah. Pada waktu itu, pelanggan dan perusahaan telah menjadi berurat berakar dengan sistem operasi ini, tidak mau meng-upgrade ke sekuel terbaru Windows. Alih-alih bermigrasi ke Vista, mereka justru memilih Windows 7 yang diluncurkan pada 2009.
Hal lain, menurut PCWorld, XP telah juga dipasang di banyak laptop dan juga menumpang pada fenomena laptop murah yang ukurannya lebih kecil dengan spesifikasi terbatas membanjiri pasar beberapa tahun yang lalu. Tren netbook murah berumur pendek setelah era tablet menyeruak pada 2010.
Secara teknis, tahun ini menandai akhir dari dukungan diperpanjang untuk Windows XP SP3, sementara dukungan untuk dua paket layanan pertama berakhir pada tahun yang lalu. Microsoft telah mengeluarkan peringatan dalam beberapa tahun terakhir bahwa akhir sudah dekat untuk XP. Pilihannya, hanya bermigrasi atau terserang virus dan hama lain karena dukungan keamanan juga dicabut.
Banyak yang merasa bahwa Microsoft membuat kesalahan dengan mengakhiri dukungan untuk XP, bahkan setelah beberapa tahun peringatan. Itu sebabnya, mereka tetap menggunakannya, tak menghiraukan peringan Microsoft. Setelah hari ini, masih akan ada jutaan PC dan perangkat yang menjalankan OS ini dan kemungkinan akan berlanjut untuk beberapa tahun ke depan.
Mencapai usia 13 tahun untuk sebuah sistem operasi komputer, kata Rupert Goodwins, pakar teknologi informasi dan mantan editor situs teknologi ZDNet, adalah fenomena mengagumkan, lebih dari sekadar kata cukup. "XP memiliki kutukan yang sangat baik," jelasnya. "Mengapa pindah ke sistem operasi baru ketika semua yang akan terjadi adalah Anda harus belajar kembali segala sesuatunya dan merogoh kocek untuk membeli OS versi baru? Bagi perusahaan, artinya dampaknya akan lebih luas, termasuk melatih semua karyawan untuk mempelajari sistem operasi yang baru."
Windows XP yang digunakan pengguna dengan usia berbeda, katanya, benar-benar mendefinisikan pengalaman komputasi seseorang. "Hari ini, ketika semua bisa diperoleh secara gampang melalui internet, sistem operasi menjadi bagian yang kurang penting dari kehidupan kita sehari-hari. Sekarang, kita mungkin tidak pernah melihat OS lain sama pentingnya dengan Windows XP di masa lalu," katanya.