Rabu 06 Jan 2016 13:00 WIB

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN PASAR TUNGGAL ALA ASEAN

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,MASYARAKAT EKONOMI ASEAN PASAR TUNGGAL ALA ASEAN

OLEH AGUNG P VAZZA 

ASEAN Way, dengan bergulirnya MEA, sudah saatnya menjadi pemersatu anggota ASEAN menghadapi kesepakatan perdagangan regional yang lebih besar.

Kalau ada penghargaan (award) untuk pembentukan blok regional paling tenang sedunia, barangkali pemenangnya adalah Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). Bertepatan dengan momen tutup tahun 2015, tepatnya pada 31 Desember 2015, yang diiringi bising suara terompet menyambut tahun 2016, ASEAN menorehkan babak baru;

bergulirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA bersandar pada empat pilar utama; integrasi kawasan sebagai pasar tunggal dan basis produksi; menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan kom petitif; menjamin pembangunan ekonomi di seluruh ASEAN; integrasi ASEAN dalam perekonomian global.

Pemimpin ASEAN sudah menandatangani deklarasi pemberlakuan MEA saat mengadakan pertemuan puncak November 2015 lalu di Malaysia, tapi tidak ada gelaran seremonial resmi saat MEA resmi bergulir akhir Desember lalu.

 
Bising terompet ta hun baru 2016 memang lantang terdengar, tapi tidak dengan negosiasi sepuluh negara ASEAN (Indonesia, Singapura, Vietnam, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, Filipina, Laos, Myanmar, dan Kamboja) dalam realisasi MEA.
 
Salah satu alasan tidak adanya ribut-ribut negosiasi dalam pembentukan MEA adalah adanya dua prinsip tradisional yang dipegang teguh anggota ASEAN; kesepakatan berupa konsensus dan negara anggota tidak saling intervensi terkait isu dalam negeri masing-masing.

Visi MEA jelas, menjadikan kawasan ASEAN sebagai pasar tunggal yang membebaskan arus keluar masuk barang, mo dal, dan tenaga kerja. Ini berarti ada pembebasan tarif bea masuk barang, kemudahan penanaman modal (investasi), dan keterbukaan pasar tenaga kerja.

 
Namun, meski MEA sudah efektif berlaku, visi tersebut dinilai bakal sulit tercapai lantaran kesepakatan yang bersifat konsensus dan tidak saling mengintervensi sehingga tidak mengikat dan tidak memiliki sanksi bagi anggotanya yang belum mampu memenuhi persyaratan MEA.

Misalnya, ada satu negara yang belum sanggup menurunkan tarif bea masuk perdagangan, maka negara tersebut dibolehkan menunda penurunan tarif perdagangan, bahkan tanpa batas waktu tertentu.

Tak pelak, bukan hanya terompet tahun baru 2016 yang mengiringi bergulirnya MEA, tapi juga sejumlah kritik dan pan dangan skeptis.

 
 
Bergulirnya MEA dinilai tidak akan memberikan efek segera lantaran kedua prinsip tradisional ASEAN tadi. Kantor berita AFPmenyitir catatan Capital Economics, sebuah grup riset, yang mengatakan MEA sulit memberikan hasil kon kret.

Dengan prinsip konsensus dan tidak saling mengintervensi diperkirakan bakal sulit mengatasi masalah utama seperti mengurangi hambatan non-tarif. Pasalnya tidak ada penalti dan tanpa kekuatan sentral pula.

Capital Economics mengistilahkannya sebagai tidak adanya `game changer\'.

 
Apalagi, secara politis, negara anggota ASEAN sangat beragam, mulai dari negara demokrasi, komunis, sampai kerajaan. Gareth Leather, ekonom di Capital Economics, menyoroti `ASEAN Way\' berupa konsensus dan tanpa intervensi antarnegara anggota se bagai tantangan utama bagi MEA. Dengan prinsip ini ASEAN, meski dengan MEA bakal kesulitan menjadi pasar tunggal dan basis produksi yang mampu menyaingi sebut saja Cina. John Pang, ekonom di S.

Raja ratnam School of International Studies, mengatakan MEA sebagai bentuk integrasi ekonomi ASEAN akan berjalan sangat lambat. \"MEA tidak akan menghasilkan perubahan radikal,\" ujar John.

Pandangan skeptis juga dilontarkan Joseph Incalcaterra, ekonom HSBC di Hongkong. Kinerja ekonomi ASEAN dalam beberapa tahun terakhir jatuh di bawah potensi ekonomi yang sesungguhnya.

Bukan hanya perdagangan intra-ASEAN yang mengalami kontraksi setiap bulan sejak Juli tahu lalu, tapi juga dalam perdagangan global sejak Juni 2013. \"Perekonomian ASEAN lebih rendah dibanding potensinya,\" ungkap Joseph dikutip Financial Times. Pangsa Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN dalam PDB global hanya 3,2 persen, dengan populasi mencapai 8,7 persen. Keterbatasan dalam investasi infrastruktur menjadi kata kunci.

Kinerja yang kurang baik itu, meski masih menjadikan ASEAN sebagai kawas an dengan pertumbuhan ekonomi terpesat du nia, terjadi akibat minimnya integrasi eko no mi yang sesungguhnya menjadi tujuan uta ma MEA. Pandangan-pandangan skeptis itu seperti mengingatkan MEA pada pelesetan kepanjangan NATO sebagai No Action Talk Only.

 
Itu baru dilihat dari sisi prinsip tra disional, konsensus dan tidak saling meng intervensi, yang selama ini dipegang ASEAN.

Selain menghadapi tantangan skeptis tadi, tantangan lain yang masih harus di hadapi MEA adalah di sektor perdagangan jasa.

Keterbukaan perdagangan jasa di kawasan ASEAN dinilai masih lambat. Kendati begitu, HSBC mencatat porsi sektorper dagangan jasa di kawasan ASEAN sudah mengalami peningkatan lumayan tinggi, dari 14 persen pada 2006 menjadi 20 persen pada 2015.

Tantangan juga muncul dari sektor keuangan. Integrasi sektor ke uang an ASEAN masih sebatas embrio. ASEAN Banking Integration Framework (ABIF) sebagai landasan integrasi sektor ke uangan di kawasan pada 2020 belum me nunjukkan perkembangan berarti.

Hal serupa terlihat pula di kalangan pasar modal. ASEAN Capital Markets Forum masih mencari cara jalan untuk melakukan harmonisasi infrastruktur pasar di kawasan.

Di sisi lain, pandangan-pandangan optimistis terhadap MEA juga muncul.

Meski menyadari MEA yang benar-benar mencerminkan sebagai pasar tunggal ASEAN masih harus melewati jalan panjang, namun bergulirnya MEA di awal tahun ini setidaknya membuka peluang perubahan mindset pelaku bisnis di negara anggota sekaligus menciptakan momentum bagi proses integrasi ekonomi ASEAN yang berkelanjutan.

Salah satu modal utama adalah liberalisasi perdagangan. Pada 2010 saja, sudah sekitar 99 persen item dalam daftar keterbukaan perdagangan ASEAN bebas tarif, khusus nya di enam negara ASEAN. Empat negara lain yaitu Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam diperkirakan siap bebas tarif pa da akhir tahun ini. Sejumlah produk pertanian dan produk terkait keamanan pangan ne gara anggota memang masih dikecualikan.

Selain perdagangan, dengan bergulirnya MEA, setidaknya ASEAN memiliki daya tarik lain terutama dalam persaingan menarik dana-dana asing dibanding kawasan berkembang lain seperti Amerika Latin dan Afrika. Amirul Feisal Wan Zahir, ke pala global banking Maybank, mengatakan dana asing bergerak dari satu ne gara ke negara lain.

 
 
Terkait itu, sekarang ini, negara ASEAN bersaing dengan negara lain seperti Cina, India, Rusia dan Brasil secara sendiri-sendiri. \"Investor seringkali kebingungan karena setelah masuk jadi sulit ke luar lantaran di satu negara minim likuiditas. Inilah kenapa ASEAN sebagai sebuah blok ekonomi menjadi penting,\" ujar Zahir.

MEA sebagai bentuk pasar tunggal ASEAN harus diakui masih menghadapi banyak tantangan. Tapi itu tidak berarti mematikan visi pasar tunggal ASEAN. Jika dikelola dengan baik, maka visi MEA sebagai pasar tunggal ASEAN diperkirakan mampu menarik investasi langsung dengan ak ses populasi sekitar 625 juta sebagai pasar bagi banyak perusahaan.

 
Daya tarik investasi langsung itu pada gilirannya akan mendorong perdagangan intra-ASEAN sekaligus mendongkrak pembangunan infrastruktur, yang berujung pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan warga ASEAN.

Pasar tunggal ASEAN, suka atau tidak, optimistis atau tidak, sudah bergulir. Ini menjadi momentum penting bagi seluruh negara anggota ASEAN untuk bersama bergerak maju. ASEAN Way, berupa konsensus dan tidak saling mengintervensi antara sesama anggota, selayaknya tidak dilihat sebagai penghambat dan dipandang skeptis.

Sebaliknya, ASEAN Way, sudah saatnya menjadi motor penggerak utama bagi pencapaian cita-cita pasar tunggal dengan perdagangan bebas, arus investasi, dan keterbukaan pasar tenaga kerja yang fair lantaran tetap memperhatikan kepentingan dalam negeri masing-masing anggota.

ASEAN Way, dengan bergulirnya MEA, sudah saatnya menjadi pemersatu negara anggota ASEAN ketika hadir dimeja perundingan kesepakatan perdagangan bebas yang lebih besar seperti Regio nal omprehensive Economic Partner ship (RCEP) dan Trans-Pacific Partnership (TPP) yang cenderung mengesankan bergabung sebagai kawan atau berada di luar kesepakatan sebagai lawan.

 
Apalagi, ASEAN Waysudah terbukti 48 tahun mampu menjaga hubungan baik negara anggotanya sehingga mampu bersama menghadapi beragam tantangan global. 

CETAK BIRU MEA

I. Masyarakat ASEAN bersandar pada tiga pilar

1. Masyarakat Ekonomi (MEA)

2 Masyarakat Politik dan Keamanan

3. Masyarakat Sosial-Kultural

II. Karakteristik dan Elemen MEA

1. Menciptakan pasar tunggal dan

basis produksi dengan tujuan me -

nghapus hambatan perdagangan

dan investasi sekaligus membuka

pasar te naga kerja terampil.

2. Mengembangkan kawasan

ekonomi yang kompetitif termasuk

menghapus hambatan nontarif,

mengurangi biaya tran s por tasi

dengan me ngem bang kan infrastruktur,

mendorong inovasi

melalui penerapan kesetaraan hak

intelektual

3. Membentuk karakterisitik ka -

wasan dengan melakukan pembangunan

ekonomi yang adil.

Memberikan dukungan terha dap

usaha kecil termasuk program capacity

building dan bantuan teknis,

guna membantu negara tertinggal

di kawasan.

4. Mengintegrasikan ASEAN da lam 

perekonomian global

Menuju MEA 2015

Masyarakat Ekonomi ASEAN, yang secara resmi bergulir pada 31 Desember

2015 merupakan puncak dari upaya para pemimpin di kawasan yang selama

lebih dari dua dekade terus menggelorakan integrasi ekonomi ASEAN.

1992

* Kesepakatan Perdagangan Bebas

ASEAN (ASEAN Free Trade Area -

AFTA) ditandatangani. Berdasar -

kan kesepakatan ini ditetapkan

* ske ma Common Effective Preferential

Tariff (CEPT) berupa pengurangan

tarif bea masuk menjadi 0

persen sampai 5 persen dalam

kurun 15 tahun.

1998

Kerangka Investasi ASEAN

(ASEAN Investment Area - AIA) ditandatangani.

Berdasarkan kerangka ini, investor asing dibolehkan

menerima ‘perlakuan nasional’.

2003

Perjanjian ‘Bali Concord II’ ditandatangani.

Berdasarkan ini negara

anggota sepakat membentuk

Ma sya rakat Ekonomi ASEAN

bersandar pada tiga pilar;

ekonomi, politik dan keamanan,

dan Sosio-Kultural.

2007

Cetak biru (blueprint) Masyarakat

Ekonomi ASEAN ditetapkan. Ber -

dasar cetak biru ini ditetapkan

road map (peta jalan) sebagai persiapan

menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

2009

Kesepakatan ASEAN Trade in

Goods Agreement (ATIGA) ditandattangani.

Berdasarkan kesepakatan

ini skema CEPT diperluas

dan diperbanyak.

2015

Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA) efektif diberlakukan mulai

31 Desember 2015

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement