Jumat 12 Sep 2014 14:00 WIB

Akankah Pasar PC Desktop Tenggelam?

Red:

Pasar personal computer (PC) desktop di Tanah Air semakin meredup. Kondisi ini jauh berbeda dengan PC lainnya, seperti laptop dan notebook yang cenderung membesar.

Pasar PC desktop nasional yang  meredup tersebut sesungguhnya mengikuti tren global, khususnya di negara-negara berkembang yang melemah dari tahun ke tahun. Menurut data International Data Corporation (IDC), pengapalan perangkat PC komputer mengalami penurunan sekitar 10 persen pada tahun  lalu atau sekitar 108 juta unit. Data itu mencakup regional Asia Pasifik, kecuali wilayah Jepang.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Aditya Pradana Putra

Pengguna PC Desktop

Namun, kondisi itu berbeda dengan di pasar negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Kanada. Data IDC mengungkap di nagara-negara maju tersebut justru terjadi pertumbuhan yang positif.  Hal ini lebih disebabkan kondisi ekonomi dan politik yang lebih stabil.

"Lambatnya ekonomi yang sedang berlangsung di pasar negara berkembang menentukan nada permintaan PC secara keseluruhan dan menghambat pertumbuhan di wilayah ini dari tahun ke tahun," kata Handoko Andi, Manajer Riset untuk Client Devices Research IDC Asia-Pasifik. Namun begitu, ia mengungkapkan, masih ada kantong-kantong pertumbuhan optimisme dari pasar yang matang, seperti Singapura dan Hong Kong.

Bagaimana dengan di Indonesia? Menurut Ruby Alamsyah, pakar teknologi informasi, pengguna PC desktop masih tersegmentasi. Konsumen komputer jenis ini lebih pada perkantoran dan pendidikan. Sedangkan di negara maju, PC desktop merupakan perangkat standar yang biasanya dimiliki oleh setiap rumah tangga.

"Kendala di negara-negara berkembang, harga PC dianggap masih terlalu mahal bagi sebagian masyarakat, mereka lebih memilih tablet karena lebih terjangkau," ujarnya.

Hal itu ditambah dengan keadaan aktivitas pengguna komputer di Indonesia. Masyarakat  banyak mengincar mobile phone atau tablet untuk mengakses media sosial. Produk yang lebih fleksibel itu membuat penggunanya dapat mengakses di mana dan kapan pun.

Selain itu, perangkat PC desktop membutuhkan kapasitas listrik yang lebih besar. Hal ini tentu kurang praktis dan membuat masyarakat menengah  bawah semakin sulit bergabung dalam pasar PC desktop. "Listrik kita masih belum stabil, ditambah lagi belum semua daerah sudah terjangkau listrik," kata Ruby.

Keadaan ini tentu berpengaruh terhadap tingkat pendidikan dan juga performa pekerja. Karena itu, ia melanjutkan, tidak mengherankan jika pendidikan di kota besar lebih maju dibandingkan di daerah tertinggal.

Sebenarnya, kata Ruby, kegunaan PC desktop sementara ini belum bisa digantikan.  Perangkat itu memiliki fitur yang lebih lengkap dibanding PC dari klasifikasi lain. Untuk pekerjaan yang membutuhkan performa teknologi tinggi, PC desktop menjadi pilihan pertama. "PC ini lebih bisa mendukung kebutuhan pekerjaan yang butuh software berat, performa tinggi, dan hasil juga lebih baik," ujarnya memaparkan.

Desktop baru

Untuk membidik pangsa pasar profesional yang membutuhkan performa canggih PC desktop ini, Lenovo meluncurkan Workstation terbarunya, pekan lalu, yakni Lenovo Thinkstation P300.

Workstation  merupakan perangkat komputer yang memanfaatkan jaringan supaya perangkat terhubung dengan komputer lain atau server. Secara spesifikasi, Workstation lebih tinggi dibandingkan PC.

Technical Manager Lenovo Indonesia Azis Wonosari sangat yakin jika pasar PC di Indonesia masih besar. Namun, memang masih ada beberapa produk PC yang tidak mendukung kebutuhan profesional. Berkaca dari generasi sebelumnya, Thinkstation E32 diklaim banyak diminati pada 2012.

Ditambah lagi sejumlah peningkatan fitur pada produk baru ini, khususnya penambahan card reader yang dirancang untuk pemindahan data dalam jumlah besar.

"Pasarnya gede, sebagian besar user merasa PC standar sudah nggak cukup memenuhi kriteria performance yang mereka inginkan maka mereka menginginkan Workstation," ujar Aziz usai peluncuran Lenovo Thinkstation P300.

Ia melihat produk Workstation masih dibutuhkan pada segmen profesional meskipun perangkat tablet, notebook, atau laptop semakin berkembang. Workstastion dicari oleh mereka yang membutuhkan kemampuan grafis tinggi, menggunakan software berat, dan keperluan pengeditan profesional lainnya.

"Dibekali  prosesor dari generasi Xeon maupun proseor Intel Haswell dari seri Core i3, i5 hingga i7, segmen market Workstastion ini memang untuk orang yang secara profesi butuh grafis yang tinggi," kata Yohan Wijaya, Head of MNC Sales Intel Indonesia. rep:c69 ed:khoirul azwar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement