Selasa 10 Jun 2014 14:00 WIB

Kanopi Alami di Tepi Kali

Red:

Dari sekian banyak taman di Jakarta, jarang ada yang dilewati aliran kali alami. Berbeda dengan sebuah taman di Kelurahan Jatipadang Utara, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Taman Salam namanya.

Taman yang diresmikan awal 2014 itu memang terlihat tidak berbeda dengan taman-taman lain di Ibu Kota. Yang membedakan di taman itu adalah keberadaan aliran sungai alami, yakni Kali Ragunan.

Saat Republika menyambangi taman seluas 5.000 meter persegi itu, suasana asri langsung menyergap. Sejumlah pohon berukuran besar, kekar berdiri di sudut-sudut taman. Rimbunnya daun pohon angsana, nangka, dan sukun menjadi kanopi alami yang menyejukkan.

Laiknya taman kota, Taman Salam juga dilengkapi sejumlah fasilitas, seperti arena bermain anak, bangku-bangku taman, hingga lapangan basket yang mampu melepas penat. Struktur tanah yang bertingkat-tingkat membuat taman itu kian unik.

Di bagian atas, sejumlah bangku taman berjejar rapi mengitari lapangan basket mini. Turun satu tingkat, arena panjat dan dua buah ayunan menggoda setiap anak-anak yang berkunjung di sana. Dan bagian paling bawah taman terdapat tempat model bertingkat yang menjadi tangga penghubung ke jalan setapak yang menyisir Kali Ragunan.

Seorang pengunjung yang ditemui Republika, Wenny (23 tahun), mengaku sering mengajak anaknya ke Taman Salam. Meskipun di dekat rumahnya ada Taman Ketapang, Wenny lebih menyukai Taman Salam karena lebih asri.

Kebersihan taman juga terjaga lantaran saban hari petugas selalu mengawal taman tersebut. Para pengunjung juga diimbau membuang sampah di tong sampah yang tersebar di lima titik. Yang menarik, di taman itu juga tersedia toilet bersih.

Anwar (43), sekuriti Taman Salam menjelaskan, keamanan taman yang letaknya tersembunyi rumah-rumah warga itu juga terjamin. Sebab, di pintu masuk taman terdapat palang pintu yang ditutup pada malam hari. “Kita melarang Taman Salam dijadikan tempat pacaran atau tempat kumpul-kumpul anak muda di malam hari,” ujarnya.

 

Taman yang dibangun Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta ini ramai dikunjungi ketika akhir pekan. Pada pagi dan sore hari penduduk sekitar berkumpul di taman untuk berolahraga atau sekadar berjalan-jalan. Warga juga rutin mengadakan senam sehat setiap hari Selasa dan Jumat sore.

 

Cikal-bakal Taman Salam berawal dari dibelinya lahan kosong milik warga bernama Hendrotomo oleh Pemprov DKI Jakarta. Abdul Rahman, kasi Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kelurahan Jatipadang, menjelaskan, letak tanah yang berada di tepi Kali Ragunan membuat lahan tesebut termasuk dalam tanah Peruntukan Hijau Umum (PHU). “Di atas lahan yang termasuk PHU tidak boleh didirikan bangunan. Oleh karena itu Pemprov sedang giat melakukan pembebasan lahan PHU untuk dibangun taman,” jelasnya.

Selain sebagai ruang terbuka hijau (RTH), Rahman mengatakan, tujuan taman itu dibangun sebagai lahan resapan air. Menurut Rahman, pembangunan dan pengelolaan taman-taman di Jakarta sepenuhnya menjadi tanggung jawab Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. “Warga dan kelurahan sifatnya hanya melakukan pengawasan. Adanya portal di taman juga atas usulan warga yang tak ingin Taman Salam dijadikan tempat nongkrong anak muda yang berujung pada pergaulan bebas,” kata Rahman.  c88 ed: karta raharja ucu

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement