Kamis 19 Jun 2014 12:00 WIB

Penutupan Planet Senen dan Gang Dolly

Red:

Rabu (18/6) malam, lokalisasi pelacuran Gang Dolly di Surabaya, Jawa Timur, yang berlangsung puluhan tahun akan ditutup. Penutupannya tidak berjalan mulus karena banyak reaksi pro dan kontra, termasuk perlawanan dari pekerja seks komersil (PSK) yang jumlahnya ribuan.

Gang Dolly disebut sebagai kawasan pelacuran terbesar di Asia Tenggara dengan omzet miliaran rupiah per hari. Perlawanan ditunjukkan dalam bentuk poster dan baliho yang dilakukan penduduk setempat.

Tahun 1960-an, meski tidak mendatangi, saya mendengar tempat pelacuran ini, ketika saya sebagai wartawan pemula yang bertugas di Surabaya. Di Jakarta saat itu terdapat lokalisasi pelacuran di Senen, Jakarta Pusat. Tidak tahu mana yang lebih besar antara Gang Dolly dan Planet Senen.

Gang Dolly diambil dari nama orang yang menempati daerah tersebut. Sedangkan, nama Planet berasal dari guyonan masyarakat meski tidak diketahui siapa yang memberi nama.

Nama Planet dapat dikatakan bersamaan saat terjadi rebutan pengaruh antara Amerika Serikat dan Uni Soviet (kini Rusia). Tapi, Neil Amstrong saat itu merupakan manusia pertama yang menginjakkan kakinya di Bulan ketika sputnik memasuki ruang angkasa. Ia berjalan selama dua jam 32 menit pada 20 Juli 1969 di permukaan Bulan. Entah karena kebetulan, nama tersebut diambil saat Jakarta sedang gandrung lagu berjudul "Diwajahmu Kulihat Bulan". Lagu tersebut dinyanyikan oleh Sam Saimun, penyanyi seriosa yang tersohor saat itu.

Saat terjadi perebutan keunggulan antara dua adidaya, Bung Karno tidak mau kalah. Dalam pidatonya yang disiarkan media secara luas, Bung Karno mengatakan, "Indonesialah yang lebih dulu unggul di luar angkasa." Menurut Bung Karno, ketika Gunung Krakatau di Selat Sunda meletus pada 1883, debu dan kerikil gunung berapi memasuki ruang angkasa dan berada di orbitnya sampai saat ini.

Meski media belum sehebat saat ini tapi adu gengsi antara Presiden Kennedy dari AS dan Perdana Nikit Kruschev terasa getarannya di Jakarta. Getaran ini menyebabkan tempat yang terkenal dengan prostitusi di Jakarta dinamakan "Planet". Nama tersebut kemudian merujuk sebagai tempat pelacuran kelas bawah dan terkenal menjadi Planet Senen.

Sulit dipercaya bahwa lokasi Planet Senen, yakni dari pelataran Stasiun Senen hingga memanjang ke Gunung Agung yang jaraknya lebih dari 500 meter. Di rel-rel dan gerbong yang sedang berhenti, ribuan PSK menjajakan diri dengan menyenggol laki-laki yang melewatinya. Sangat tidak beradab ketika mereka menjual diri di depan masjid yang tidak berjauhan dari Stasiun Senen.

Di Planet Senen, para wanita tinggal di bangunan yang terdiri atas kotak sabun dan kardus di pinggir rel. Begitu beduk Maghrib, kawasan ini bukan hanya diramaikan oleh para pelacur, melainkan juga terdapat ratusan doger, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pertunjukan tandak.

Mereka mengenakan kain batik dan kebaya tipis. Bagian pantat, perut, dan atas tubuhnya diikat erat. Maklum mereka hanya boleh dicium dan dipegang. Mereka ngibing dengan memakai selendang yang diletakkan di bahu lelaki sambil menggoyangkan tubuhnya. Para penonton ada yang berbaur di tengah gelandang sambil memberikan uang sawer.

Seperti juga daerah hitam lainnya, Planet Senen dapat dikatakan pusat dari kegiatan kejahatan. Pada awal 1970-an, terjadi kebakaran di Pasar Senen. Si jago merah melahap kawasan hitam Planet Senen meski ada isu kebakaran ini disengaja. Sejak saat itu, bang Ali Sadikin, gubernur DKI Jakarta, tidak perlu membersihkan daerah yang sudah bebas dari pelacuran.

Tidak seperti di Gang Dolly Surabaya, upaya lokalisasi para PSK yang tersebar di Jakarta ke Kramat Tunggak, Jakarta Utara, berlangsung mulus. Tidak terjadi protes seperti di Gang Dolly, Surabaya. Pada masa gubernur DKI Sutiyoso, lokasi Kramat Tunggak dijadikan sebagai Islamic Center hingga sekarang. Meski sudah berjalan hampir empat dasawarsa tapi nama Planet Senen tetap abadi .

rep:alwi sahab ed: dewi mardiani

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement