Kamis 19 Jun 2014 12:00 WIB

Jeritan Terakhir Karyawan Konveksi

Red:

Entah apa yang menjadi kata-kata terakhir dalam hidup dua perempuan belia Elasari dan Aisyah. Dua Karyawati sebuah konveksi di Tambora itu tewas terpanggang saat rumah yang juga difungsikan sebagai tempat konveksi dilalap si jago merah, Selasa (17/6) dini hari WIB.

Yang memilukan, saat ditemukan jenazah perempuan yang sama-sama berusia 18 tahun itu sedang berpelukan di dalam kamar lantai 3 tempat konveksi di Jalan Sawah Lio IV, Gang IX nomor 1 RT 06 RW 06 Kelurahan Jembatan Lima, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Sebelum meregang nyawa, mereka sempat berteriak minta tolong kepada warga melalui jendela kamar tidur yang dilapisi terali besi. Sayangnya, setengah jam setelah teriakan mereka, tim pemadam kebakaran menemukan keduanya sudah dalam kondisi hangus dengan posisi saling berpelukan.

Kebakaran itu mengejutkan warga sekitar. Maklum saja, saat kebakaran terjadi, sejumlah warga sedang terjaga dan menonton pertandingan Piala Dunia 2014. "Kami tahunya tiba-tiba sudah ada api. Beberapa orang sempat menyaksikan korban berteriak minta tolong," ujar Aep Ketua RT sekaligus tetangga korban.

 

Aep menjelaskan, saat kejadian berlangsung warga tidak dapat masuk ke dalam rumah untuk membantu proses pemadaman api. "A Jung, si pemilik konveksi, tidak kunjung membuka pintu. Warga sudah menggendor pintu dan berteriak di sekeliling rumah, namun butuh setengah jam bagi dia untuk membukakan pintu. Dan saat itu, semuanya terlambat. Korban sudah tewas terpanggang," kata Aep menjelaskan.

Saat ini, A Jung, selaku pemilik konveksi, sudah diamankan di Polsek Metro Tambora untuk dimintai keterangan. "Untung dia diamankan polisi. Kalau tidak, bisa bahaya buat dia," kata Ripto yang rumahnya tepat di depan lokasi kejadian.

Ripto mengungkapkan, A Jung tidak akrab dengan tetangganya. "Hubungannya memang agak kurang baik. Bahkan, sesekali ada konflik dengan warga. Kayak, misalnya, dia pernah marah gara-gara ada yang parkir di depan rumah dia," ucap Ripto.

Namun, ia tidak tahu banyak tentang usaha konveksi yang dijalankan A Jung. Menurut pengakuannya, konveksi miliki A Jung sering tertutup. "Pagar ditutup. Jadi gak tahu apa-apa tetangga," akunya.

Memang ada kejanggalan dalam kejadian kebakaran di Tambora kali ini. Dua korban yang tewas terpanggang merupakan karyawati konveksi milik A Jung. Anehnya, keduanya terkunci di dalam kamar, sehingga tidak bisa menyelamatkan diri. Di mana kuncinya? Usut punya usut, ternyata kunci dibawa si bos, A Jung. Dengan kondisi pintu terkunci, praktis kedua korban tidak bisa menyelamatkan diri. Elasari dan Aisyah hanya bisa berteriak minta tolong melalui jendela. Jendela seharusnya bisa menjadi jalan terakhir untuk menyelamatkan diri. Tapi, apa daya, terali besi membuat keduanya kehilangan harapan.

Nyawa dua korban sebenarnya bisa diselamatkan jika pemilik rumah segera membuka pintu. Tapi, A Jung sulit dibangunkan. Tim pemadam kebakaran sendiri cukup kewalahan dibuatnya. Dinding dan pintu besi sebagai satu-satunya akses masuk ke kamar korban dialiri arus listrik. Ini membuat beberapa tim pemadam terpental saat akan memasuki kamar korban.

Djoko Susilo, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Tambora, melihat, ada ketidaksigapan dari pemilik rumah dan tetangga. "Maksud saya, tetangga di samping rumah sebetulnya ada akses untuk menolong lewat celah di atap. Tapi, malah lari menyelamatkan diri. Nah, ini tugas kami sebetulnya untuk memberi pengertian kepada masyarakat agar segera padamkan api selagi kecil," ucap dia.

Ia juga heran mengapa pemilik rumah tidak segera terbangun saat warga sudah berteriak di depan pintunya. "Kami juga bingung mengapa butuh waktu lama untuk membukakan akses. Waktu sangat berarti dalam proses pemadaman api. Apalagi, kalau ada korban," ucap dia.

Djoko menambahkan, dini hari tadi timnya fokus untuk pemadaman api. "Tidak ada lagi penyelamatan korban, soalnya sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan dari korban. Dalam sepuluh menit saja, asap bisa membunuh. Apalagi, setengah jam lebih dengan api," ujar Djoko. rep:c85 ed: karta raharja ucu

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement