WARUNG BUNCIT - DKI Jakarta sedang berproses menjadi kota layak anak. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar meminta masyarakat mengembangkan budaya ramah anak. Permintaan itu demi terwujudnya suatu kabupaten atau kota layak anak di Tanah Air.
"Bukan hanya kepada anak-anak kandung kita, tetapi juga kepada seluruh anak," kata Linda Amalia Sari Gumelar di Jakarta, Ahad (29/6).
Linda menjelaskan, pengertian layak di dalam kalimat kabupaten atau kota layak anak mengandung unsur ramah. "Oleh karena itu, kita harus mengajarkan kepada anak-anak apa yang menjadi tanggung jawab mereka, yaitu rasa saling menghargai, menghormati, kejujuran, dan toleransi," ucap Linda.
Menurutnya, mewujudkan kabupaten atau kota layak anak tidak hanya dilakukan dengan mengeluarkan berbagai kebijakan, program, kegiatan, dan anggaran untuk pembangunan fisik guna memenuhi tuntutan tumbuh kembang anak.
"Kabupaten atau kota layak anak tidak hanya membutuhkan ruang bermain anak, pojok ASI (air susu ibu), sekolah ramah anak, puskesmas ramah anak, dan lain-lain," ucap dia.
Menteri berusia 62 tahun ini berkata, semua pihak perlu membiasakan diri memuji anak, seperti apa pun hasil karya anak, sepanjang dilakukan dengan jujur. "Karena anak sesungguhnya sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Dengan pujian, anak akan memiliki rasa percaya diri, aktif, dan memiliki inisiatif," kata Linda.
Selain itu, kata dia, orang tua juga harus mengajarkan dan membiasakan diri untuk selalu mengucapkan terima kasih pada anak terhadap apa pun yang kita terima. "Melalui ucapan terima kasih, anak akan belajar menghargai dan menghormati orang lain," tutup ibu mertua pebulu tangkis Taufik Hidayat ini. antara ed:karta rahrja ucu