SEMANGGI -- Pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di gorong-gorong jalur lambat SCBD Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, meledak, Rabu (17/7) malam. Diduga, pipa gas itu meledak akibat pembangunan Mass Rapid Transit (MRT).
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, peristiwa tersebut disebabkan saat petugas proyek sedang mengerjakan bagian fiber optik Telkom proyek MRT. "Tiba-tiba, para saksi melihat asap dari pipa gas dan tak lama kemudian keluar api setinggi dua meter," ujar Rikwanto, Kamis (17/7).
Rikwanto menjelaskan, api yang menyembur dari pipa gas menghanguskan papan penutup proyek MRT. Api baru dipadamkan saat lima unit mobil pemadam kebakaran (damkar) dan petugas PGN yang datang ke lokasi kejadian pada Kamis (17/7) dini hari WIB.
Rikwanto mengaku belum bisa menafsir jumlah kerugian akibat peristiwa tersebut. "Karena, dalam satu gorong-gorong itu ada banyak kelengkapan juga, belum diketahui apa saja jenis kabel," kata Rikwanto.
Kerugian yang masih dilaporkan hingga kini, adanya gangguan terhadap jaringan Telkom dan internet yang lambat. Ia menyebut, petugas di lokasi masih membenahi kabel serat optik.
"Nah, ada yang mencium bau kemudian ada nyala biru. Kemudian, gak lama membesar. Ternyata, karena kebocoran. Yang jelas, nyala biru karena gas," ucap Rikwanto.
Lokasi bocornya gas masih dalam tahap pendinginan. Meskipun tidak ada api yang menyala, Rikwanto menjelaskan, masih ada asap yang mengepul di lokasi. Beberapa mobil pemadam kebakaran masih bersiaga di dekat lokasi kejadian.
Peristiwa tersebut membuat arus lalu lintas di sekitar lokasi tersendat. Jalur di depan Mapolda Metro Jaya ke arah SCBD hanya bisa dilintasi satu jalur.
Di Balai Kota, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memperkirakan, ada sejumlah kemungkinan yang menyebabkan ledakan terjadi. "Saya belum dapat laporan resmi, tapi diduga karena keteledoran kontraktor. Bisa juga peta pipa gas yang bermasalah," kata Basuki di Balai Kota, Kamis (17/7). "Saya enggak tahu makanya harus dilihat dari hasil penyidikan polisi."
Mantan bupati Belitung Timur tersebut menilai, pemasangan kabel jaringan bawah tanah (utiltas) di Jakarta semrawut. Hal itu yang membuat pengerjaan proyek bawah tanah sering terkendala.
Pria yang akrab disapa Ahok itu menyebut, kacaunya pengaturan utilitas di Jakarta berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Tapi, imbasnya dirasakan beberapa waktu terakhir saat ada pengerjaan bawah tanah proyek MRT.
"Udah saya bilang tata ruang di Jakarta itu kacau, termasuk laut. Orang pasang pipa, kabel-kabel di got seenaknya. Kami enggak bisa tertibkan. (Peristiwa) ini contoh kan?" kata Ahok.
Guna mengantisipasi kejadian serupa, ke depannya harus terlebih dahulu melihat sejauh mana peta utilitas di sekitar proyek pengerjaan. Tujuannya agar para pekerja yang sedang mengerjakan proyek bawah tanah dapat mengantisipasi kejadian tersebut tidak terulang kembali.
Selain itu, kata dia, utilitas yang memang tidak sesuai peta juga harus dibenahi segera. "Entah petanya yang salah apa orangnya yang salah. Solusinya ya harus liat petanya, sampai di mana," ujar kader Partai Gerindra tersebut.
Penjelasan meledaknya pipa gas itu didapat Republika dari Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami. Saat berbincang dengan Republika, Kamis (17/7), Dono mengatakan ledakan pipa gas tersebut bukan disebabkan saat ada pengerjaan proyek MRT. Menurutnya, ledakan terjadi saat ada pengerjaan kabel bawah tanah dari PT Telkom. "Salah besar itu ledakan karena saat pengerjaan proyek MRT," kata Dono.
Namun, apakah ledakan tersebut berdampak pada pengerjaan proyek MRT atau tidak, Dono belum dapat memastikan. PT MRT Jakarta akan menunggu penyelidikan dari kepolisian sebagai pihak yang menangani kasus tersebut. "Nanti kami lihat dulu seperti apa, misalnya, berdampak pun akan berpengaruh di Depo Istora," ujar Dono. rep:c70/ c63 ed: karta raharja ucu