Kamis 07 Aug 2014 12:00 WIB

Tukang Ayam Berebut Pembeli

Red:

Gio (47 tahun), pedagang ayam di Pasar Lokomotif Jatinegara berkeluh kesah terkait banyaknya pedagang liar di depan pasar yang dinilai merugikan pedagang resmi. Ia berkata, sejak kehadiran pedagang liar di depan pasar, konsumennya banyak yang pergi.

Bahkan, Gio mengaku, dalam sehari ia tidak bisa menjual seekor ayam pun. "Kalau begini terus, saya bisa bangkrut juga. Sekarang, pasar sangat sepi akibat PKL di luar pasar. Padahal, kita bayar tempat di sini. Kami mohon mereka ditertibkan," ucap Gio di Jakarta, Rabu (6/8).

Sepinya pembeli membuat para pedagang di dalam pasar hanya berjualan sepekan sekali. Padahal, menurutnya, dulunya aktivitas jual beli di pasar itu cukup ramai.

"Paling parah, selama enam bulan ini jumlah PKL di luar pasar semakin ramai. Kendaraan saja sudah susah masuk pasar, beberapa pelanggan saya juga sudah beli di PKL di luar," keluh Gio.

Debring (47), pedagang ayam lainnya, mengaku sangat terpukul dengan kehadiran PKL di luar pasar tersebut. Karena, menurutnya, pedagang resmi di pasar tersebut sudah puluhan tahun berjualan di sana.

Namun, semenjak maraknya PKL liar di depan pasar, mereka terpaksa kehilangan pembeli. "Paling kelihatan itu Sabtu Ahad, bisa sampai 20-an pedagang di sepanjang jalur masuk pasar, mereka buang sampah juga di sana. Kumuh, pembeli jadi tidak mau masuk ke pasar. Sekarang, pasar sepi sekali. Ada yang beli satu ekor saja sudah untung," ucap Debring memaparkan.

Pendapat berbeda disampaikan pedagang ayam lainnya, Dadi (47). Ia mengaku, tidak masalah dengan keberadaan pedagang liar di depan jalur masuk pasar. "Mereka sama-sama cari rezeki, kalau masalah itu kita tidak mempermasalahkan," kata dia.

Selain itu, menurut Debring, pedagang liar sudah cukup lama berjualan di luar pasar. "Sebelum kebakaran tiga tahun lalu pun mereka sudah ada," kata pria yang sudah berjualan ayam selama 20 tahun tersebut.

Agus Darmanto, Kepala Pasar Jaya Enjo yang juga sebagai Kepala Pasar Jaya Lokomotif Jatinegara, menuturkan, di pasar tersebut ada sebanyak 34 pedagang resmi yang biasanya berdagang. Tapi, belakangan penghasilan pedagang turun drastis akibat maraknya PKL liar di depan pasar.

"Kebanyakan PKL itu datang dari jawa dan berdagang di sana, mereka langsung berdagang di sepanjang jalur pintu masuk pasar, akibatnya pedagang kita merugi," ujarnya.

Bahkan, menurutnya, jalur pintu masuk pasar yang dulunya ada taman sekarang rusak karena diinjak-injak para PKL yang berdagang di sana. "Padahal, sebenarnya kita masih ada tempat kosong di dalam pasar, mereka tentu bisa masuk ke dalam. Pernah kita usulkan, tapi mereka tidak mau," kata dia.

Karena itu, ia berharap, para pedagang liar di sepanjang jalur masuk pasar tersebut bisa ditertibkan karena pedagang resmi di pasar terus mengeluhkan penjualan yang merugi. "Kalau bisa, secepatnya ditertibkanlah, sebelum pasar ini bangkrut semua nantinya," tutur Agus. rep:c81 ed: karta raharja ucu

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement