Jumat 22 Aug 2014 15:00 WIB

DKI akan Diawasi 3.000 CCTV

Red:

BALAI KOTA — Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memasang 3.000 kamera pengawas atau CCTV hampir di seluruh wilayah Ibu Kota bakal terealisasi pada Oktober 2014. Pemprov juga bakal menggandeng sejumlah perusahaan telekomunikasi untuk membangun tiang mikro sel jaringan 4G.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, keberadaan CCTV itu nantinya akan memberi kemudahan untuk masyarakat Ibu Kota menuju smart city. Sebab, jaringan yang tertanam di CCTV tersebut menggunakan teknologi mutakhir yang mampu menjangkau seluruh aktivitas masyarakat.

Ahok, demikian ia biasa disapa, menjelaskan fungsi CCTV mikrosel tersebut tidak hanya untuk mengawasi keadaan di sekitarnya. Tetapi, juga mampu menganalisis lebih detail kondisi lainnya.

"Nanti bisa ngitung orang, minimal bisa hitung mobil, parkir kosong bisa. Sistem-sistem begitu yang kita mau pasangin dulu," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis (21/8).

Selain itu, menurut mantan anggota DPR ini, CCTV juga berfungsi mempermudah Pemprov DKI menegakkan ketertiban umum. Soalnya, dengan diletakkannya CCTV di seluruh titik kota, akan mudah mengawasi warga yang melanggar peraturan.

"Jadi, orang yang nyebrangin jembatan, layar CCTV kasih tahu kita ada yang melanggar," kata mantan bupati Belitung Timur tersebut.

Fungsi lain CCTV juga dapat membantu institusi penegak hukum mengusut beberapa kasus hukum yang terjadi di Jakarta. Pasalnya, Ahok mengklaim, dengan teknologi canggih itu juga, CCTV mampu menangkap gambar secara jelas dari jarak jauh. Sehingga, gambar itu nantinya bisa menjadi barang bukti pemeriksaan.

Namun, wagub berusia 48 tahun ini menyebutkan belum ada perusahaan yang menyanggupi pembangunan 3.000 CCTV dalam waktu satu tahun. Ia mengatakan, hingga kini baru ada satu perusahaan, yakni PT Dayamitra Telekomunikasi, grup Telkom Indonesia yang mengajukan ke Pemprov DKI untuk membangun sekitar 2.500 CCTV.

"Tapi, dia baru bisa bangun 1.000 satu tahun pertama, tahun kedua baru 1.400. Saya desak, saya nggak mau. Makanya kita juga tawarkan ke lainnya juga," kata Ahok.

Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi David Bangun mengatakan, pemilihan tempat pemasangan tiang mikro sel nantinya akan disebar di seluruh wilayah Ibu Kota. Mulai gedung pemerintah hingga wilayah perkampungan.

Sedangkan, jarak antara satu tiang ke tiang lainnya sekitar 500 meter. "Bisa tiap 500 meter ada tiang, tapi bisa kurang dari itu. Lebih dekat lagi jarak antartiangnya, tergantung kepadatan mobil atau rumahnya," kata David.

Ia mengungkapkan, biaya pembangunan setiap satu tiang berukuran 1 x 1 meter menghabiskan biaya sekitar Rp 500 juta-Rp 600 juta.

Kehadiran CCTV, menurut Ahok, juga akan membantu petugas mengawasi kawasan wisata, seperti Monumen Nasional. "Selain itu, kita juga bisa pantau arus lalu lintas, di mana ada kemacetan parah atau ada kecelakaan. Sehingga, kalau mau menuju suatu tempat, kita bisa pilih jalan-jalan alternatif untuk menghindari macet," ujar Ahok.

Kamera-kamera pengawas itu juga bakal dimanfaatkan untuk mengetahui kawasan atau permukiman mana saja yang terendam banjir, terutama saat hujan deras melanda Ibu Kota.

"Kami ingin supaya kamera itu juga bisa sekalian memantau ketinggian pintu air dan kondisi kali. Jadi, kalau ada kali yang kira-kira akan meluap, kita bisa ingatkan warga agar mengungsi," tutur Ahok.

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DKI sudah diinstruksikan untuk memasang dan mengintegrasikan seluruh CCTV yang dipasang nanti. "Nantinya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI juga akan kita libatkan untuk kontrolnya. Jadi, intinya, kita membangun sebuah sistem baru dengan memanfaatkan teknologi. Kita targetkan sistem ini sudah siap pada 2015," ungkap Ahok. rep:c63/ antara ed: karta raharja ucu

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement