PASAR MINGGU — Legalisasi maupun persaingan usaha mewarnai kehadiran taksi Uber di Jakarta. Sebab, belum terdaftar secara resmi layanan itu membuat penentuan tarif transportasi menggunakan mobil mewah itu tidak di bawah naungan Organda DKI Jakarta.
Kondisi itu dikhawatirkan bakal mematikan perusahaan taksi legal. Sebab, dengan tarif yang tidak jauh berbeda dengan taksi umumnya, para perusahaan taksi takut pelanggannya bakal 'pindah ke lain taksi'.
Ada yang kontra, tentu ada yang pro. Tidak sedikit yang menilai kehadiran taksi Uber merupakan terobosan baru transportasi di Jakarta. Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit menyebut layanan Uber ini dapat mengurangi jumlah kendaraan di Jakarta.
Menurutnya, layanan berbasis platform ini mengedepankan layanan pemesanan menggunakan aplikasi. Sehingga, Uber ini hanya beroperasi bergantung pada pemesanan penggunanya.
"Daripada putar-putar, tapi kosong atau enggak ada penumpang. Ini inovasi baru, platform infomasi seperti ini sangat dimungkinkan untuk dikembangkan," kata Danang saat berbincang dengan Republika, Kamis (28/8).
Jebolan doktor Transportasi Teknik Universitas Technische Universitat Wien Austria itu mengungkapkan, keberadaan layanan Uber ini juga dapat menjadi alternatif baru para kalangan menengah atas untuk beralih ke transportasi ini daripada menggunakan kendaraan pribadi. Hal itu pula turut menekan jumlah penggunaan kendaraan di jalanan Ibu Kota.
Namun, Danang menyarankan perlu adanya komunikasi yang baik antara penyedia layanan Uber dan pemangku regulasi transportasi di Indonesia. Dengan begitu, menurut pria yang juga berprofesi sebagai dosen itu, agar tidak ada gesekan-gesekan dengan usaha transportasi umum lainnya.
"Karena pola operasinya berbeda, jangan sampai mengganggu komunikasi operator-operator taksi yang lain, saya kira," ucap Danang.
Yang perlu menjadi catatan, menurut Danang, kehadiran layanan Uber ini juga harus menjadi pemacu bagi perusahaan transportasi, terutama taksi, untuk meningkatkan kapasitas teknologi yang dikedepankan. Sebab, Danang menilai kemajuan teknologi akan memunculkan inovasi-inovasi baru untuk melayani kebutuhan penggunanya.
"Kita dorong untuk terus meningkatkan kapasitas teknologi taksi mereka. Selain untuk meningkatkan profit (keuntungan) agar mereka juga dapat mengurangi jumlah kendaraan di jalan raya," ujarnya.
Untuk itu, Danang mengharapkan perlu adanya konsolidasi antarpengusaha taksi dalam hal segi bisnis layanan taksi agar mampu bersaing dengan kehadiran jenis layanan transportasi semacam ini. "Supaya skala ekonominya bisa bagus dan biaya operasionalnya bisa ditekan," kata dia. rep:c63 ed: karta raharja ucu