Wacana bus Transjakarta khusus perempuan terbentur minimnya jumlah armada.
MEDAN MERDEKA -Kasus pelecehan seksual yang kerap terja di di bus Transjakarta memunculkan wacana pembuatan bus khusus perempuan. Namun, menurut Kepala Badan Layanan Umum Transjakarta, Pargaulan Butar-Butar, wacana tersebut belum bisa terealisasi dalam waktu dekat, mengingat masih sedikitnya jumlah armada bus.
Wacana dibuatnya bus Transjakarta khusus perempuan, menurutnya, terbentur dengan jumlah bus yang beroperasi. Karenanya, Pargaulan memastikan hingga kini belum ada rencana menyediakan bus Transjakarta khusus perempuan.
Sekali lagi ia menegaskan, terbatasnya armada bus menjadi alasannya. "Saya belum ada rencana itu, ya," kata Pargaulan saat berbincang dengan Republika, Kamis (4/9).
Menurut Pargaulan, penyediaan armada khusus untuk perempuan baru memungkinkan jika jumlah bus yang ada sudah mencukupi.
Sa yangnya, saat ini jumlah armada yang ada masih terlalu sedikit."Kalau bus khusus wanita pu kul berapa? Dan, seperti apa? Dan, kita harus tahu berapa sebenarnya jumlah wanita per koridor. Kecuali, busnya sudah cukup banyak, ya.Kalau seperti ini, kanbusnya masih kurang," ujar Pargaulan menjelaskan.
Ia mengakui kurangnya armada bus Transjakarta menimbulkan masalah sosial, khususnya pelecehan seksual terhadap perempuan.
Mengantisipasi hal tersebut terus terjadi, PT Transjakarta sudah menyediakan kursi prioritas dan menerapkan kebijakan untuk mengkhususkan bagian depan bus untuk perempuan. "Tinggal bagaimana tertibnya penumpang," kata Pargaulan.
Menurutnya, apabila ada penumpang laki-laki berdiri di bagian depan, petugas Transjakarta seharusnya meminta dia untuk ke bela kang. Namun, armada bus yang selalu penuh pada jam-jam tertentu menyebabkan aturan ini kadang tidak dapat diberlakukan dengan baik.
Pargaulan berharap dalam kon disi seperti ini para penumpang hendaknya lebih bersabar untuk menunggu bus dalam kondisi tidak terlalu penuh. Ia mengatakan, penumpang seharusnya tidak memak sakan diri untuk naik ke dalam bus yang penuh.
"Seperti tadi saya perhatikan di koridor 9, bus di depan sangat penuh, di belakangnya nggak. Nah kadang-kadang kesa baran itu yang kurang," ujarnya.
Dalam waktu dekat, 30 bus Trans jakarta merek Zhontong beroperasi. Namun, saat ini 30 armada bus tersebut belum bisa diopera sikan karena masih terkendala masalah administrasi.
"Karena buku KIR-nya belum saya terima. Nanti kalau sudah akan saya operasikan," kata Pargaulan.Ia berharap tambahan 30 bus itu nantinya bisa mengurangi risiko penumpang yang sering kali terpaksa berdesak-desakan. "Memang kita menyadari bus kita masih kurang makanya berdesak-desakan. Kalau sudah cukup, saya kira tidak ada yang berdesak-desakan," ujarnya.
Ditemui Republika di tempat terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang, Herman Suwarman, menyatakan, Kemente rian Perhubungan menambahkan armada Transjakarta jalur Tangerang-Jakarta. Penambahan armada itu agar warga Tangerang yang ingin ke Ibu Kota beralih menggunakan angkutan umum ketimbang kendaraan pribadi.
"Supaya para penumpang tidak menunggu lama saat menunggu Transjakarta yang saat ini arma danya masih kurang," kata Herman, Kamis.
Saat ini baru 10 bus Transjakarta yang beroperasi di jurusan Poris Pelawad-Taman Anggrek, Jakarta Barat. "Rencananya akan ditambah sepuluh lagi," ujarnya.
Penambahan bus itu rencana nya juga dibarengi dengan perpanjangan jalur. Nantinya bus Trans jakarta tidak hanya sampai ke Taman Anggrek, tapi hingga Pasar Baru."Untuk hambatan sendiri kita tidak tahu kalau nantinya di perpanjang, karea ini masih kajian,"kata Herman.
Selain jurusan Poris PelawadTaman Anggrek, Kemenhub juga rencananya akan menambah armada Transjakarta jurusan Poris Pela wad-Ancol. "Untuk jurusan PorisAncol, kementerian rencananya akan menambahkan sebanyak 30 armada Transjakarta," katanya.
Namun, Herman juga mengatakan belum tahu pasti, kapan rencana penambahan tersebut akan terlaksana. "Kalau untuk waktu, pastinya kita tidak tahu, tapi kementerian bilangnya tahun ini akan terealisasi," ujarnya.
Ia berharap penambahan bus mampu mengurangi kemacetan di Jakarta. "Karena, memang tidak bisa dimungkiri salah satu penyumbang kemacetan Jakarta ada lah warga dari kota sekitar Jakarta.Jadi, saya harap warga bisa memanfaatkan transportasi publik setelah ini," kata Herman.rep:c92/ c81/ c82, ed: karta raharja ucu