Selasa 23 Sep 2014 13:00 WIB

Memugar Kejayaan Kota Lama Tangerang

Red:

Peninggalan budaya selalu menjadi salah satu wisata andalan suatu kota. Seperti Yogyakarta, Solo dan sejumlah kota lainnya di Indonesia yang berhasil mempertahankan peninggalan budayanya untuk menjadi identitas mereka.

Belajar dari pengalaman itu, Pemerintah Kota Tangerang ingin menghidupkan peninggalan budayanya kembali. Selama ini, budaya keturunan Tionghoa peranakan Tangerang memang masih berjalan. Namun, keberadaannya sedikit tersisihkan. Pembangunan mal, toko-toko, dan gedung-gedung yang merajalela menutupi keberadaan mereka.

Kini, Pemkot Tangerang berkomitmen membangun kembali peninggalan budaya yang memang sudah seharusnya tumbuh di tanahnya sendiri. Komitmen Kota Tangerang diwujudkan dengan mencoba memulai menata kembali Kota Lama Tangerang.

"Ini tonggak awal untuk mewujudkannya. Kita akan bangun kembali keberagaman budaya dan agama yang sudah sejak lama ada di Tangerang," kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangerang Said Endra Wiyanto, Senin (22/9).

Hingga kini, Pemkot Tangerang sedang dalam proses diskusi dengan warga peranakan Tionghoa Tangerang yang menempati kawasan Pasar Lama. "Kita akan wujudkan ini sesegera mungkin. Ini tekad kita semua. Tekad pemda dan masyarakat," katanya.

Namun, Said berharap, rencana itu tidak membuat masyarakat beranggapan pemerintah ingin menghidupkan kembali salah satu etnis tertentu. "Anggapan seperti itu terlalu piciklah," ucap dia.

Karena pada dasarnya Kota lama memang menjadi tempat yang sangat toleran dan beragam. "Di setiap ada kelenteng itu berdampingan dengan masjid, itu ciri khasnya di sini," jelasnya.

Pembangunan Kota Lama tentunya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Perlu banyak tahapan untuk mewujudkan hingga semuanya tertata rapi. "Tentu untuk menatanya kita tidak cukup satu atau hanya dua tahun," ungkapnya.

Tahapan pertama yang akan dilakukan, lanjut Said, adalah menata pusat budaya dan keragaman. "Kita akan menata yang dulu sudah ada, seperti makanan khas yang ada hanya di Pasar Lama Tangerang," katanya.

Selain itu,tahapannya adalah menata rumah-rumah yang mempunyai  nilai-nilai historis. "Banyak rumah bersejarah yang sudah rusak dan perlu diperbaiki," ungkapnya.

Rencana ini disambut baik oleh warga keturunan. Udaya Halim, yang merupakan salah satu tokoh masyarakat keturunan Tionghoa Tangerang, menyetujui rencana penataan kota lama ini. "Asal tidak ada pembongkaran," katanya.

Karena, menurut Udaya, yang juga salah satu pengiat sejarah, untuk membangun kembali peninggalan budaya tidak bisa dengan gegabah. "Menata heritage harus dilakukan dengan hati-hati. Kalau sembarangan, akan rusak semua," jelasnya.

Udaya menantang pihak pemerintah untuk segera merealisasikan rencana tersebut. "Jangan hanya cuma wacana dan ngobrol-ngobrol saja," kata Pria yang juga mengurusi Museum Benteng Heritage ini. "Kita semua menyambut dan mempunyai tekad yang kuat juga untuk menata kembali Kota Lama Tangerang," ungkapnya.

Bahkan, Udaya mengaku telah lebih dulu melestarikan budaya Tionghoa di Tangerang sebelum rencana pemerintah merevitalisasi kota lama ini. "Saya bahkan sudah lebih dulu mendaftarkan Museum Benteng Heritage kepada UNESCO," kata Udaya.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, keberadaan tempat-tempat wisata di Kota Tangerang nantinya diharapkan juga akan menjadi pemacu perkembangan ekonomi kreatif di Kota Tangerang.

Mengingat potensi yang dimiliki oleh Kota yang dulu dikenal sebagai Kota Seribu Industri tersebut, seperti bandara dan Infrastruktur jalan sudah cukup baik. "Tangerang juga banyak hotel dan banyak turis luar negeri Yang transit, jadi potensial jika dijadikan tempat wisata," ungkapnya.

rep:c81 ed:karta raharja ucu

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement