Kamis 02 Oct 2014 12:00 WIB

ISPA Teror Warga Bekasi

Red:

CIBITUNG — Musim kemarau panjang membuat puluhan warga Bekasi, Jawa Barat, terserang infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Sepanjang Agustus hingga September 2014, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bekasi saban hari merawat 70-80 pasien ISPA.

Saat ditemui Republika, Selasa (1/10), Kepala Bidang Pelayanan RSUD Bekasi dr Arif Kurnia mengungkapkan, "Secara umum, jumlah pasien ISPA mengalami peningkatan saat musim kemarau Agustus dan September ini."

Guna menekan jumlah pasien ISPA, ia mengimbau masyarakat menggunakan masker jika keluar rumah. "Masker dapat meminimalkan debu yang masuk ke saluran pernapasan akibat musim kemarau panjang ini," kata Arif.

Menurutnya, penyakit ISPA termasuk kategori penyakit ringan, jadi lebih banyak pasien yang rawat jalan daripada rawat inap. Rawat inap hanya diderita oleh pasien yang sudah parah penyakit ISPA-nya. "Itu pun tidak terkait musim kemarau," ucap dia.

Pasien ISPA, umumnya diobati dengan pengobatan biasa karena termasuk penyakit tidak berat. "Jadi, pengobatan ISPA tergantung symptomatis (penyebab) penyakit berdasarkan gejalanya. Apakah karena virus atau bakteri," ujar Arif.

Kalau penyebab ISPA adalah virus, tidak perlu mengonsumsi antibiotik. "Namun, kalau penyebabnya bakteri, perlu antibiotik," ujar dia.

Meski demikian, RSUD Bekasi tidak menjadi rujukan utama bagi masyarakat di sekitar Bekasi yang mengalami penyakit ISPA. Sebab, RSUD Bekasi, menurutnya, tidak berada di tengah-tengah Kabupaten Bekasi. "Jadi, pasien ISPA pun tidak dirawat seluruhnya di sini," ujar Arif.

Misalnya, kata dia, warga di Kecamatan Tarumajaya mungkin lebih senang ke Rumah Sakit Koja milik Pemerintah Provinsi DKI. Rumah sakit itu jaraknya lebih dekat dari Tarumajaya.

Sedangkan, warga di Kecamatan Cibarusa mungkin lebih senang ke RS Amanda, RS terdekat dari kecamatan paling selatan Kabupaten Bekasi. Adapun, warga di Cikarang mungkin lebih senang ke RS terdekat, seperti RS Bakti Husada, RS Annisa, dan RS Sentra Medika.

Kepala Puskesmas Tambun, Kecamatam Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Endang Dwiningsih, menyatakan, 550 orang mendapatkan rawat jalan selama Agustus 2014. "Selama September 2014, hingga Senin (29/9), terdapat 529 orang penderita ISPA yang dirawat di puskesmas," tutur Endang saat berbincang dengan Republika, Senin (29/9) siang.

Endang menjelaskan, mayoritas penderita ISPA adalah anak-anak. Sebab, kebanyakan anak-anak belum bisa mengontrol asupan makanannya.

Apalagi, ujarnya, Kecamatan Tambun Selatan dilanda musim kemarau selama tiga bulan terakhir. Daya tahan tubuh anak-anak juga masih lemah dibandingkan orang dewasa.

Endang menyatakan, umumnya penderita ISPA diberikan obat jenis Paracetamol untuk menurunkan demamnya. "Namun, jika penyakitnya cukup parah, pihak puskesmas akan memberikan obat antibiotik. Sedangkan, untuk alerginya, diberikan CTM," ujar Endang.

Pasien ISPA sering pula terserang batuk, jadi puskesmas pun memberikan obat batuk. "Jika dalam waktu tiga hari pasien masih menderita ISPA, biasanya mereka akan kembali lagi ke puskesmas untuk dirawat," kata Endang. rep:c57 ed: karta raharja ucu

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement