DEPOK -- Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di Terminal Depok mengaku merugi hingga puluhan juta rupiah setelah kiosnya dibongkar Pemerintah Kota Depok.
Eni, salah seorang PKL, mengaku merugi hingga Rp 35 juta. "Saya sudah dua tahun beli kios di sini dari tangan kedua, tapi gak ada ganti rugi," ujar Eni kepada Republika, Selasa (8/10).
Ia mengaku sudah melaporkan hal tersebut kepada pihak ombudsman, polres, maupun wali kota, tapi tidak ada jawaban. Dua etalase dan dua kulkas di kiosnya langsung ia bawa pulang ke rumahnya di Margonda, Depok, Jawa Barat.
Foto:Republika/Rakhmawaty La'lang
Sejumlah pedagang mengumpulkan kembali sisa puing bangunan yang layak di tengah bongkaran kios kawasan Terminal Depok, Jawa Barat, Kamis (9/10).
Sinarbarus, pemilik kios minuman, mengaku membeli tempat tersebut seharga Rp 17,5 juta pada 1995. "Saya menempati delapan kios di sini. Tujuh sewa dan satu milik saya," ujarnya, Rabu (8/10).
Kios miliknya masih dipenuhi minuman botol, tapi belum dipindahkan hingga pembongkaran. Petugas Satpol PP mengerahkan 12 truk untuk mengangkut minuman milik Sinarbarus. "Pedagang yang belum memindahkan barangnya menanggung risiko sendiri di setiap pembongkaran lahan," ujar Yamrin, petugas Satpol PP.
Selain kios, lahan yang dibongkar adalah rumah milik Muslim Bachrudin. Rumah yang sudah berdiri sejak 1962 itu terpasa dibongkar lantaran berdiri di area terminal Depok. "Saya adalah ahli waris rumah ini. Saya meras sangat dirugikan, sudah lama saya tinggal di sini," kata Bachrudin.
Ia mengatakan, akan melanjutkan proses hukum untuk mempertahankan rumah yang telah dihancurkan. Karenanya, ia menyatakan bakal bertahan di atas lahan bekas rumahnya.
Albert Sitorus, pedagang sembako, mengaku setiap bulan bisa menanggung untung Rp 4 juta-Rp 6 juta. Selain itu, ia juga menjadi pemasok rokok bagi pedagang asongan.
Beberapa pedagang lainnya mengaku pasrah atas penggusuran lahan ini. Seperti Lina Tarigan, pedagang kios selama belasan tahun tidak bisa melakukan apa pun.
"Saya sudah mendapatkan peringatan dari kemarin. Saya juga sudah mengemas barang di kios," ujar Lina.
Pembongkaran yang digelar sejak pukul 06.00 WIB itu membuat Terminal Depok sempat ditutup. Sebanyak 1.450 personel gabungan dari Satpol PP, TNI Polri, dan Dishub menertibkan 300 pedagang, yang terdiri dari 180 pedagang kaki lima dan 120 pedagang kios di Terminal Depok. Penertiban itu dilakukan sebagai bagian dari revitalisasi terminal.
"Semua angkot tidak masuk terminal, tetapi langsung muter. Bus juga langsung diberangkatkan, tidak masuk terminal," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Gandara Budiana, di terminal, Rabu (8/10/).
Gandara melanjutkan, pembukaan kembali terminal bergantung pada penertiban hari ini. "Hari ini juga kalau tempat ini bisa dibersihkan, langsung digunakan lagi. Kalau tidak bisa, ya paling lambat besok," kata Gandara.
Karena penertiban ini, penumpang tertumpuk di sepanjang tepi jalan dari ITC, Terminal Depok, hingga pertigaan ke arah Arif Rahman Hakim. Para penumpang berkerumun di bawah pohon-pohon dan di halte yang ada di sepanjang jalan.
Sementara itu, puluhan angkot dan minibus, seperti Kopaja dan Deborah, berjalan pelan-pelan mulai dari arah Balai Kota Depok, terminal, hingga perempatan Arif Rahman Hakim. rep:c11/ c74 ed: karta raharja ucu