BOGOR--Seorang bocah lelaki berusia sekira delapan tahun ditemukan telantar di dekat Terminal Laladon, Bogor, Jawa Barat, Senin (4/1) sore. Warga yang iba melapor ke Polsek Bogor Barat yang segera mengantarnya ke kantor Dinas Tenaga Kerja, Sosial, dan Transmigrasi (Disnakersostrans) Kota Bogor untuk mendapatkan perawatan.
Kepala Disnakersostrans Kota Bogor Anas Rasmana mengatakan, identitas bocah tersebut belum bisa diketahui. Pasalnya, sang bocah yang ditemukan mengenakan kaus, celana pendek, dan sandal itu kurang lancar berkomunikasi.
"Ciri-ciri bocah yang kami temukan, yaitu berambut cepak, berkulit warna sawo matang, dan tangan kanannya agak kurang berfungsi," ujar Anas, Selasa (5/1).
Si bocah yang terkadang menyebut dirinya bernama Dedek atau Emon itu menggambar dan makan menggunakan tangan kiri karena tangan kanannya tak sempurna. Ia tak mudah mengerti jika ditanya dan lebih banyak mengoceh atau bernyanyi sendiri.
Anas berharap, keluarga yang merasa kehilangan anak dapat menghubungi Disnakersostrans Kota Bogor. Untuk sementara, anak tersebut dirawat oleh para relawan Dinas Sosial. Kasus Dedek Emon merupakan kasus anak telantar pertama yang ditangani Disnakersostrans Kota Bogor pada 2016.
Kasi Bantuan Perlindungan Sosial (Balinsos) Disnakersostrans Kota Bogor Ujiani Supriatin mengatakan, selama 2015, Dinsos memfasilitasi 32 orang telantar (OT) tanpa identitas, termasuk merawat dan memulangkan OT yang ditemukan. "Dalam kasus bocah Emon, jika dalam tiga hari tidak ada keluarga yang datang, akan kami rujuk ke panti sosial," ujarnya.
Seluruh panti di bawah naungan Kementerian Sosial, kata Ujiani, siap menampung anak dan orang telantar yang dirujuk Disnakersostrans. Terdapat belasan panti sosial di Kota Bogor yang kerap menjadi tempat merawat orang telantar.
Sementara, rekapitulasi pemutakhiran data yang dihimpun Disnakersostrans menunjukkan terdapat 389 anak telantar di seluruh Kota Bogor. Sebanyak 244 di antaranya adalah laki-laki dan 145 lainnya perempuan.
Data tersebut didapatkan dari enam kecamatan dan 68 kelurahan di Kota Bogor. ''Namun, data itu belum termasuk jumlah PMKS yang ditangani Disnakersostrans," kata Kabid Pengembangan Sosial Disnakersostrans Kota Bogor Teti Eriasih.
n c34 ed: endro yuwanto