BEKASI -- Minimnya armada ambulans RSUD Kota Bekasi membuat makin maraknya ambulans liar yang mangkal di depan RSUD. Keberadaan ambulans itu dinilai merugikan masyarakat karena mematok harga yang mahal.
Anggota Komisi B DPRD Kota Bekasi, Reynold Tambunan, mengatakan, mobil ambulans liar yang mangkal di sekitar rumah sakit harus dilarang. "Kasihan pasien yang berobat di RSUD. Banyak yang tidak tahu itu ambulans swasta, jadi mereka mengeluarkan biaya banyak," kata Reynold, Selasa (12/1).
Mobil ambulans liar itu, kata Reynold, tidak boleh berada di area RSUD. Seharusnya seluruh mobil itu menjalankan usaha di luar lingkungan RSUD. Namun, hingga saat ini, ambulans liar itu menggunakan lahan di depan rumah sakit untuk mencari pasien. "Ini jelas sudah dilarang, tidak boleh mereka ada di rumah sakit," katanya menjelaskan.
Menurut Reynold, sebaiknya RSUD menambah armada mobil ambulans jika jumlah yang ada saat ini memang kurang memadai. Ia tak ingin keberadaan mobil ambulans liar milik perorangan itu kian bertambah. "Kalau dibiarkan akan semakin menjamur," ujarnya.
Sekretaris Komisi D DPRD Kota Bekasi Daddy Kusradi menambahkan, pasien RSUD Kota Bekasi harus tetap menggunakan ambulans milik RSUD. Menurutnya, hal ini yang tidak dipahami oleh masyarakat sehingga banyak yang menggunakan ambulans liar. "Harusnya ada pemberian pemahaman dari RSUD tentang penggunaan ambulans yang mereka miliki," katanya menjelaskan.
Jumlah ambulans yang tidak mencukupi terkadang membuat pasien harus mengantre menggunakan ambulans. Sehingga, pasien dan keluarganya pun memakai ambulans liar yang berada di luar RSUD karena terdesak untuk segera memakai ambulans.
Untuk itu, lanjut Daddy, pihak RSUD harus segera mengajukan penambahan jumlah ambulans bila dirasa kurang. Apalagi, saat ini jumlah ambulans di Kota Bekasi hanya ada sembilan armada di RSUD dan 10 ambulans untuk 31 puskesmas.
Menurut Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, kurangnya komunikasi antara pihak RSUD Kota Bekasi dengan pasien membuat banyak pasien yang menggunakan ambulans liar. Padahal, ambulans liar itu memasang tarif lebih mahal.
Rahmat menyatakan, tak ada alasan ambulans RSUD itu terpakai semua. Apalagi, dalam satu jam, saat ada orang yang meninggal, biasanya tak langsung dibawa pulang. "Ada rentang waktunya. Hanya komunikasi dengan pihak rumah sakit yang mungkin masih kurang," kata dia.
Menurut Rahmat, saat ini sembilan armada mobil ambulans seharusnya dapat memenuhi kebutuhan pasien setiap hari. Selain itu, tarif yang dikenakan kepada pasien yang menggunakan ambulans di wilayah Kota Bekasi, yakni Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu, juga relatif lebih murah. Sehingga, tidak ada alasan untuk menggunakan ambulans liar yang mangkal di depan RSUD. "Ambulans RSUD ongkosnya relatif lebih murah, kalau ambulans liar di luar kan mereka tawarkan itu berdasarkan kebutuhan orang. Makanya mahal," katanya. n c37 ed: endro yuwanto